Hidayatullah.com— Media saat ini bergeser sangat cepat. Kini tidak lagi hanya media massa mainstream yang menjadi rujukan, tapi media sosial seperti Twitter juga ikut berpengaruh besar. Demikian diungkapkan oleh Felix Siauw, salah satu pembicara seminar “Mari Menulis!” yang diprakarsai komunitas aku Twitter @PejuangSubuh di Aula Masjid Baitul ‘Ilm, Dinas Pendidikan Jakarta, Sabtu (13/07/2013).
Sampai-sampai, menurut alumni IPB itu, tema di jejaring social begitu mudah menjadi incaran para penerbit. Tema apapun bisa diterbitkan.
“Kalau kita punya puluhan ribu follower, itu sudah menjadi pasar yang potensial,” imbuhnya.
Menurut pengalamannya, penerbit akan bergerilya memantau akun mana saja yang memiliki minimal 10 ribu follower. Jika seseorang sudah memiliki follower sebanyak itu, maka satu persatu perusahaan penerbitan akan menghubungi tanpa diminta.
“Sekarang jamannya orang pada kepo. Karena itulah jika kita menshare insight kita, orang akan membacanya,” ungkap pemilik sekitar 350 ribu follower itu.
“Menjadikan Twitter sebagai ladang dakwah merupakan salah satu strategi jitu saat ini,” tambahnya.
Menurutnya, banyak kalangan yang ingin melemahkan Islam dengan menyerang melalui Food, Fun, Fashion (3F).
“Tapi saya lebih memilih berdakwah melalui jalur 3 F. Kedua materi itu yang lebih saya kuasai,” ulasnya.
Untuk fun, tema yang disampaikannya adalah tentang pacaran. Sedangkan dakwah fashion masuk melalui hijab. Dalam Islam pacaran dilarang, sedangkan berhijab ada aturannya. Dua hal inilah yang menjadi materi ciri khas dakwahnya Felix.
Ia mengajak perempuan untuk menolak pacaran. Sementara bahasan berhijab paling populer yang pernah dibahas adalah tentang
“Jilbab punuk unta” istilahnya menyentil gaya berhijab yang tetap ingin menunjukkan penampilan fisik.
“Saya mengangkat tema di mana ustadz-ustadz lainnya merasa tabu. Saya pikir kita perlu menyampaikan apa yang seharusnya atau tidak ada yang mendakwahkannya,” ulas Felix yang sudah aktif berdakwah dua minggu setelah mengaku menjadi muallaf.
Ia mengakui tentang beragam tanggapan yang datang padanya. Mulai dikatakan sebagai ustadz yang ekstrem sampai pujian terhadap sikap beraninya, terutama terkait pacaran di kalangan remaja.
Kehancuran wanita
Menurut pria keturunan Thionghoa asal Palembang itu, bahwa fun dan fashion lebih menyasar pada perempuan.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
“Wanita sebagai dominasi terbesar bangunan Islam. Jika wanita hancur, Ia sekaligus ikut menghancuran kaum pria dan anak-anak,”tandas Felix yang baru saja meluncurkan bukunya: “Yuk Berhijab!” pada 14 Juli 2013 itu.
Pergeseran pasar, termasuk karakter pembaca yang membuat perubahan dalam strategi komunikasi dan media. Menurutnya, saat ini kaum hawa lah yang mengambil marjin tertinggi keputusan konsumsi.
“Saat ini perempuanlah yang mengambil marjin terbesar dalam membuat keputusan konsumsi. Siapa yang menguasai perempuan, maka Ia menguasai dunia,” jelas manajer pemasaran PT. Biotis Agrindo itu. Menurut ayah dari tiga anak ini, jika musuh-musuh Islam menggempur wanita melalui kedua jalur ini, mengapa ia tidak menempuhnya juga dengan menulis?.*/Rias Andriati