Hidayatullah.com–Kepala Dinas Syariat Islam Langsa, H Ibrahim Latif dan timnya dari Wilayatul Hisbah (WH) mengaku tak akan berhenti menegakkan Syariat Islam di Kota Langsa Aceh meski dia dan timnya telah dikeroyok.
“Walaupun mendapat perlawanan yang sangat keras, kita tetap semangat dan tidak pernah gentar untuk terus menjalankan tugas demi menegakkan syariat Islam di Kota Langsa,” ujar Ibrahim, terkait pengeroyokan atas diri dan timnya kepada kepada Metro Aceh (grup JPNN) Selasa (27/08/2013).
Goyangan Wanita Seksi dan Minuman keras
Seperti diberitakan banyak media, Kepala Dinas Syariat Islam (Kadis SI) Kota Langsa, Ibrahim Latif bersama personel Wilayatul Hisbah (WH), Ahad (25/08/2013) malam dikeroyok sekumpulan pemuda mabuk ketika membubarkan pesta dang dut keyboard (organ tunggal) di Gampong Karang Anyar, Kecamatan Langsa Baro.
Dikutip Serambi, menjelang insiden itu pihak Dinas Syariat Islam Kota Langsa mendapat laporan dari masyarakat ada tiga gampong yang mengadakan hiburan keyboard, yaitu Karang Anyar dan Gedubang Jawa di Kecamatan Langsa Baro serta Pondok Keumuneng di Kecamatan Langsa Lama.
Kala itu, 12 personel WH meluncur ke lokasi untuk target menertibkan di Gampong Geudubang Jawa. Saat waktu itu suasana sedang panas-panasnya dengan goyangan biduanita berpakaian seksi. Awalnya keuchik setempat bersekiras tak mau menghentikan hiburan itu namun setelah terjadi perdebatan panjang akhirnya pihak desa dan pelaksana mengalah.
Sukses di Geudubang Jawa, tim bergerak ke Pondok Keumuneng (Suka Rakyat) untuk menertibkan hiburan keyboard yang berpanggung di dekat mushalla desa itu. Biduanitanya kala itu juga berpakaian serba seksi sambil bergoyang mengikuti hentakan musik dari organ tunggal. Penonton berjingkrak-jingkrak tak karu-karuan, campur baur dalam aroma alkohol.
Meski sempat diwarnai ketegangan, tetapi hiburan keyboard di Pondok Keumuneng juga sukses.
Menjelang tengah malam, sekitar pukul 23.30 WIB, tim pengawal syariat Islam tersebut melanjutkan misi ke Karang Anyar. Namun, di luar dugaan, penonton keyboard dari Pondok Keumuneng yang kecewa bergerak ke Karang Anyar untuk menghadang tim Ibrahim Latif.
Saat rombongan tiba di lokasi hiburan keyboard di arah belakang Masjid Baburrahmah Karang Anyar, langsung dihadang oleh serombongan pemuda yang sedang berada di bawah pengaruh minuman keras.
Personel WH dipukuli, ditinju, dan ditendang sambil didorong-dorong agar tidak menghentikan aksi mereka. Rusuh pun tak terelakkan.
“Kita langsung naik panggung untuk menghentikan aksi biduanita berpakaian seksi sambil menari dan berjoget dengan pemuda yang sedang mabuk berat. Benar-benar pertunjukan yang sangat bertentangan dengan syariat Islam,” kata Ibrahim Latif dikutip Serambi Aceh.*