Hidayatullah.com-Pemerintah pusat dan daerah di Indonesia, tidak terkecuali Pemprov, Pemko dan Pemkab di Sumatera Barat, digugah agar memperhatikan nasib qori dan qoriah, hafiz dan hafizah serta para pelatihnya. Kebanyakan dari mereka masih hidup susah, miskin.
Demikianlah salah satu isi materi seminar nasional yang digelar Ikatan Persaudaraan Qori’/Qori’ah dan Hafidz/Hafidzah se-Indonesia (IPQOH) di ruang rapat besar Bupati Bangka Tengah Rabu (28/o8/2013).
Seminar mengambil tema refleksi dan aktualisasi nilai-nilai alquran dalam membangun akhlak, dan moralitas bangsa dengan tiga narasumber mantan Menteri agama RI, Said Agil Al-Munawwar, Prof Dr. H. Zayadi Hamzah dan H. Maman Imanul Haq yang diikuti qori’/qori’ah dan hafidz/hafidzah se-Indonesia, IPHI, MUI, BAZDA dan undangan lainnya berjalan menarik.
Said Agil Al-Munawwar mengatakan al-Quran merupkan kalamullah dengan berbagai macam sebutan, seperti kitabullah, assyifa, mauidzoh,dan lainnya yang merupakan pedoman hidup dan kehidupan.
Namun Said Agil mengaku prihatin atas kondisi saat ini. Perhatian pemerintah pusat dan daerah amatlah dibutuhkan dalam menunjang kesejahteraan para qori’ah (quru’) dan para hafidzah (huffadz-red)..
“Faktanya masih banyak para quru’ dan huffadz hidup dibawah kesejahteraan.”
Ada yang bekerja sebagai tukang ojek, buruh pelabuhan dan nelayan tradisional yang miskin,” ujarnya prihatin.
Kalau dibandingkan dengan luar negeri seperti Arab, kata Aqil, kita sangat jauh. Di sana, para guru dan huffadz sangat diperhatikan kesejateraannya. Padahal kita negara yang kaya raya dan dijuluki jamrud khatulistiwa. Paling tidak pada setiap formasi penerimaan CPNS dari kementrian agama dapat mengalokasikan dan berikan peluang bagi quru’ dan huffadz, tentunya dengan cara yang benar dan sesuai koridor. Karena mereka telah berjuang untuk daerahnya, dengan demikian mereka dapat termotivasi dalam berprestasi pada even-even kedepan di bidangnya baik ditingkat nasional ataupun internasional,” harap Said.
Said juga mengajak menjadikan al-Quran merupakan pedoman hidup. Maka jadikan al-Quran sebagai landasan berpikir dan berbuat. Al-Quran juga mengajarkan nilai-nilai keadilan, kejujuran dan saling menghormati dalam perbedaan yang wajib terus disemai dan disebarkan dalam kehidupan bermasyarakat. *