Hidayatullah.com—Sebagai bentuk keprihatinan dan kepedulian, (Forum Persaudaraan untuk Perempuan dan Anak Indonesia (FRENDs) kembali bertemu di Jakarta, Rabu (04/09/2013). Pertemuan ini membahas upaya membatalkan perhelatan Miss World 2013 di Indonesia.
Pada kesempatan ini, forum persaudaraan yang didukung lebih dari 20 lembaga ini merumuskan pernyataan sikap untuk mendesak.
“Kontes kecantikan seperti Miss World tidak mengedukasi masyarakat, maka kami mendesak pembatalan,” seru Neno Warisman selaku Dewan Pembina FRENDs pada pertemuan yang berlangsung.
Sementara itu, Rita menguraikan bahwa Miss World adalah bentuk manufacturing beauty terhadap perempuan. Pada kenyataannya, kontes-kontes kecantikan lebih menilai aspek fisik. Bukan pada hakikat manusia secara utuh.
“Di Miss World, kecantikan dinilai berdasarkan sudut pandang standar industri dan bisnis. Cantik, mancung, langsing, dan sexy. Ini manufacturing beauty atau fabrikasi kecantikan yang menyedihkan.” ungkap Koordinator FRENDs ini.
Setelah mengkaji sejarah, persyaratan, dan pelaksanaan Miss World, FRENDs menyatakan sikap untuk mendesak pembatalan Miss World di Indonesia dengan mempertimbangkan 4 poin. Pertama, kontes kecantikan pada realitanya lebih menilai aspek fisik perempuan sehingga standarisasi kecantikan dinilai berdasarkan standar industri dan bisnis semata (fabrikasi kecantikan).
Kedua, Miss World merupakan eksploitasi terhadap kaum perempuan karena kontes tersebut menjadikan perempuan sebagai komoditi bisnis layaknya sebuah produk.
Ketiga, kontes Kecantikan seperti Miss World telah mempersulit tugas para ibu dan pendidik yang telah menanamkan nilai bahwa setiap anak adalah istimewa. Membandingkan aspek fisik di antara makhluk ciptaan Tuhan merupakan tindakan diskriminatif dan desdruktif
Keempat, kontes Miss World merupakan ajang “ikonik” yang tidak memiliki nilai edukasi untuk membangun moralitas bangsa.
Setelah pernyataan sikap ini, FRENDs akan terus berusaha merangkul berbagai elemen bangsa. Silaturahim kepada para tokoh sudah dijadwalkan. Seraya tetap mengedukasi agar masyarakat mendukung pembatalan perhelatan Miss World.*/Nunu Karlina