Hidayatullah.com–Beredar pesan melalui broadcast message (BC) di jejaring kontak Blackberry Messenger bahwa staf Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menolak keras kegiatan Pekan Kondom Nasional (PKN).
“Gerakan Moral: Kami staf Kemenkes tidak setuju dengan kebijakan Kemenkes dengan pekan kondom nasional,” demikian bunyi broadcast yang menyebar itu didapat hidayatullah.com, Senin (02/12/2013).
Broadcast yang menyertakan hastag #TolakPekanKondomNasional dan #TolakPKN itu menyatakan staf Kemenkes sangat malu punya Menteri Kesehatan yang pro terhadap seks bebas.
“Visi utamanya mengkondomisasi Indonesia. Anda bisa bayangkan mahasiswa atau anak muda yang nikah muda justru dihujat bahkan BKKBN mengkampanyekan gerakan KB dan anti nikah muda wanita minimal 21 dan pria 25 tahun,” sebutnya. .
Lebih lanjut suara penolakan itu menerangkan, bus kondom yang diketahui bergambar seronok itu kini sudah masuk ke kampus Universitas Gadja Mada (UGM) untuk membagikan kondom gratis dan mensosialisasikan kondom.
“Dan parahnya lagi ini semua dibiayai negara. Bukan itu cara untuk mengurangi HIV tapi dengan Pembinaan moral untuk membentuk generasi yang mulia,” demikian broadcast itu.
Namun dari pantauan media ini, agenda pembagian kondom sebagai rangkaian agenda Pekan Kondom Nasional yang akan dilakukan Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi di dalam kampus UGM dengan target mahasiswa, ditolak civitas kampus.
UGM menjadi kampus pertama yang diberitakan mendapat pembagian kondom. Pihak UGM melalui akun twitternya @UGMYogyakarta melakukan klarifikasi dan menegaskan bahwa mereka tidak memberi izin pembagian kondom di kawasan UGM.
“Perihal bus kondom kemarin, kami pihak UGM tidak dimintai izin. Dan bahkan sama sekali tak mengetahui hal tersebut,” terang UGM Yogyakarta.
Kebijakan bagi-bagi kondom oleh Kemenkes itu terus menuai kecamana. Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menilai sosialisasi kondom dengan alasan kesehatan dinilai manipulatif jika tidak didasari niat mulia.
“Sosialisasi kondom dengan dalih menyelamatkan masyarakat dari HIV dan AIDS, juga membenci rokok dengan dalih menjaga kesehatan masyarakat, itu terdengar indah, namun sesungguhnya manipulatif dan tendensius,” kata Wakil Ketua PBNU, Muhammad Sulton Fatoni dalam rilisnya kepada wartawan, Senin (2/12/2013).
Sulton mengatakan Pekan Kondom Nasional akan menambah panjang kontroversi yang dicetuskan oleh Kementerian Kesehatan di bawah pimpinan dr Nafsiah Mboi, SpA. Kebijakan kontroversial dari Menkes yang dicontohkan oleh Sulton adalah kebencian demonstratif terhadap rokok, penolakan terhadap sertifikasi halal terhadap obat-obatan, dan dukungan terhadap demonstrasi dokter yang merugikan masyarakat.
“Kami mencatat, sejak dilantik pada bulan Juni tahun 2012 lalu, apa-apa yang dikerjakan Menkes tak lain hanya sebuah kontroversi,” pesan Sulton.
Humas Kementerian Kesehatan yang dihubungi media ini beberapa waktu lalu, belum memberikan tangggapan.*