Hidayatullah.com—Sebuah kejadian langka menimpa salah seorang wanita korban pemerkosaan. Korban yang juga seorang kader Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim (KAMMI) Batam itu selamat setelah mendoakan si pelaku yang nyaris akan memperkosa dan melukainya.
“Yaa Allah, dia makhluk-Mu. Apapun agamanya dia makhluk-Mu. Maka Ubahlah hatinya yaa Allah,” demikian doa korban kala itu sebagaimana keterangan dari Humas KAMMI Batam Puri Suryani dikutip Suaranews.com Senin (30/12/2013).
Entah apa yang terjadi, usai berdoa, pelaku lari tunggang-langgang meninggalkan korban dalam keadaan berdarah-darah hingga ditemukan orang dan diantar ke sebuah rumah sakit.
Keanehan juga ditunjukkan pada dokter yang sempat merawatnya. Berdasarkan penuturan korban, saat kejadian ia sempat ditusuk dengan gunting pada leher dan perut. Ia bahkan merasa lehernya sudah nyaris putus. Namun ia kaget dokter menyakan ia hanya mengalami luka sayatan pada wajah, leher, dada serta tangannya.
Kronologi kejadian
Menurut Humas KAMMI Pusat dalam rilis nya yang dikirim ke redaksi hidayatullah.com, Rabu (01/01/2014), musibah terjadi ketika korban JES baru saja pulang dari sebuah pelatihan di Kota Tiban, Batam.
Korban yang baru beberapa bulan tinggal di Batam rupanya mencoba jalur baru menuju rumah tempat tinggalnya di Batu Aji. Ketika bertemu perempatan lampu merah, korban seharusnya belok kiri justru mengarahkan motornya untuk belok kanan.
Di tengah perjalanan korban baru sadar dirinya telah kesasar sampai ke jalan menuju pelabuhan (Sekupang).
Di situlah korban bertemu seseorang yang awalnya mengaku juga akan pulang ke Batu Aji dan berdalih memberikan petunjuk jalan. Sepanjang jalan, pelaku sempat menanyakan asal korban.
Beberasa saat perjalanan korban merasa aneh dengan jalan yang dilalui. Pelaku menawarkan jalan pintas menuju Batu Aji dengan memasuki hutan dan jalan setapak. Korban merasa ganjil dengan kondisi yang sangat sepi dan lokasinya di hutan.
Di tempat sepi itulah pelaku turun dari motor dan mengeluarkan gunting dan mengeluarkan ancaman.
“Mau Hidup atau Mati?” Korban pun langsung membalasnya dengan menyerahkan semua barang-barang yang dimilikinya.
“Anda mau motor saya? Ambil. Anda mau tas saya? Ambil.”
Namun pelaku sama sekali tidak menunjukkan sikap untuk mengambil barang-barangnya.
Seketika pelaku menyeret kuat korban dengan menarik kerah jaket menuju semak-semak dalam kondisi badan setengah terbaring. Mereka sempat adu fisik.
Korban kemudian berteriak minta tolong, kala itu pelaku menusuk-nusuk mukanya dengan gunting. Korban mencoba melawan dengan menghadang mukanya dengan tangannya sendiri agar selamat.
Di tengah situasi sulit, korban pun terus berdzikir, bahkan mendo’akan pelaku. Di tengah kepanikan, korban masih ingat kepada Allah dan mendoakan agar sang pelaku dibuka hatinya dan dirobah menjadi orang baik.
Entah karena doa itu, pelaku akhirnya lari meninggalkan korban.
Dengan kondisi tubuh penuh darah, korban mendapatkan kekuatan untuk bangkit dan berniat mengejar pelaku yang berhasil lari dengan motornya.
Tidak lama kemudian, lewatlah tiga orang remaja menyelamatkan korban. Akhirnya korban dibawa ke rumah warga terdekat. Semula kirban dirawat di Rumah Sakit Embung Fatimah dan sekarang di rawat di Rumah Sakit Budi Kemuliaan.
Sementara motor Honda Beat merah korban masih diamankan di Rumah Pak RT 01 Temiang.
Menurut Humas KAMMI Pusat, saat ini Tim Advokasi dan Investigasi Internal KAMMI masih mencari modus utama dari aksi kekerasan terhadap korban JES ini.*