Hidayatullah.com–Ketua Umum Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan (MEK), Syafrudin Anhar menambahkan acara “Roundtable: Evaluasi Ekonomi Indonesia dalam Perspektif Ekonomi Islam” pada tanggal 23 Januari 2014 di Gedung Dakwah PP Muhammadiyah Jalan Menteng Raya no 62 Jakarta Pusat akan dihadiri oleh seluruh Pimpinan Wilayah Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan dan Forum Dekan Perguruan Tinggi Muhammadiyah seluruh Indonesia.
Bagi Muhammadiyah acara ini sangat penting sekaligus akan menempatkan peran Muhammadiyah sebagai kontrol kebijakan pemerintah dalam penyelenggaraan ekonomi pembangunan.
Selain itu acara yang merupakan hasil kerjasama Islamic Banking and Finance Institute (IBFI) Universitas Trisakti dan Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan Pimpinan Pusat Muhammadiyah (MEK) dinilai berguna bagi Pimpinan Wilayah MEK dan Forum Dekan Perguruan Tinggi Muhammadiyah untuk terlibat dalam memantau dan mengevaluasi politik pembangunan dan politik anggaran baik secara nasional dan di daerah daerah.
“Dengan demikian peran Muhammadiyah sangat luas dalam memajukan kebangsaan di negeri ini dan bukan sekedar di sektor kesehatan dan pendidikan selama ini,” terang Safrudin Anhar dalam rilisnya ke redaksinya hidayatullah.com.
Seperti diketahui, acara ini akan menghadirkan sejumlah pakar eknomi; Yuslam Fauzi , MBA (Ketua Umum Asbisindo), Iman Sugema , Ph.D (Institute Pertanian Bogor), Farouk Alwayni, MA., MBA (Pakar Ekonomi dan Politik Pembangunan Universitas Islam Azzahra – Jakarta), Dr. Fadhil Hasan (INDEF), Abbas Ghazali, Ph.D (Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka), Hendri Saparini, Ph.D (Econit), Dr. Wahyu Perdana Santosa (Direktur Sabang Merauke Circle (SMC)) dan Keynote Speech: Prof. Dr. Din Syamsuddin (Ketua Umum PP Muhammadiyah).
Selain mengusulkan agar Indonesia juga menerapkan ekonomi yang merujuk pada al-Qur’an dan Sunnah, acara ini juga akan membahas apa sisi kekurangan dan kelebihannya implementasi pembangunan yang dijalankan selama ini oleh pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) selama hampir sepuluh tahun.*