Hidayatullah.com- Terdapat total 41.431 kasus Covid-19 di Indonesia, sebagai jumlah kasus Covid-19 tertinggi di ASEAN. Jumlah tersebut melewati Singapura yang saat ini tercatat sebanyak 41.216 kasus.
Jumlah kasus aktif Covid-19 di Indonesia juga tertinggi di ASEAN yaitu sebanyak 22.912 kasus. Sedang Singapura mencatat 9.780 kasus aktif pada Rabu (17/06/2020).
Dalam sepekan belakangan, Indonesia mencatat kenaikan rata-rata 1.000 kasus baru per hari. Indonesia merupakan negara dengan jumlah populasi 269,6 juta jiwa, terbesar di ASEAN.
Sedangkan Singapura mencatat kenaikan kurang dari 500 kasus per hari selama 10 hari belakangan.
Negeri jiran itu telah melewati puncak kurvanya pada pertengahan April hingga Mei lalu akibat kasus yang ditemukan di asrama pekerja migran.
Menurut epidemiolog dari Universitas Airlangga, Laura Navika Yamani, kenaikan kasus di Indonesia terjadi karena jumlah sampel spesimen yang dites meningkat hingga 19.000 per hari pada 10 hari belakangan.
Sebelumnya Indonesia kata Laura hanya mengetes maksimal 10.000 sampel spesimen per hari sehingga jumlah kasus yang dikonfirmasi tidak memberi gambaran sepenuhnya dari situasi penularan.
Menurut Laura, selama ini kasus Covid-19 di Indonesia tidak begitu tinggi karena kurang banyak tes.
“Padahal menurut saya Indonesia belum sampai ke puncak kurva, jumlah kasus masih bisa naik lagi” ujarnya kepada Anadolu Agency, Rabu (17/06/2020).
Laura pun mengingatkan pemerintah agar terus meningkatkan kapasitas tes Covid-19, supaya orang-orang yang terinfeksi terlacak lebih cepat.
Sejauh ini Indonesia masih punya antrean pasien dalam pengawasan (PDP) untuk dites sebanyak 13.279 orang akibat adanya antrean pemeriksaan sampel di laboratorium.
Menurut Achmad Yurianto selaku juru bicara pemerintah Indonesia untuk penanganan Covid-19, total 2.276 pasien Covid-19 meninggal dan 16.243 orang telah sembuh.
“Ada penambahan kasus positif sebanyak 1.031 orang dalam 24 jam terakhir,” ujarnya pada konferensi pers di Jakarta, Rabu (17/06/2020).
Selain itu, jumlah kasus kematian akibat Covid-19 di Indonesia bertambah 45 orang dalam 24 jam terakhir, dan pasien sembuh bertambah 540 orang.
Pada saat kasus Covid-19 terus merangkak naik, sejumlah daerah yang masuk kategori zona merah seperti DKI Jakarta dan Jawa Timur malah melonggarkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Indonesia Bisa “Di-lockdown”
Menurut Laura, pemerintah lebih mempertimbangkan dampak ekonomi yang ditimbulkan mengingat banyak masyarakat Indonesia bergantung terhadap sektor informal.
Sementara itu, bukti epidemiologis belum menunjukkan bahwa situasi belum cukup aman untuk pelonggaran sehingga jumlah kasus masih berpotensi meningkat.
Katanya, situasi ini juga bisa berdampak pada posisi Indonesia di kawasan Asia Tenggara. Sebab sejumlah negara tetangga telah melewati fase puncak penularan kasus.
Misalnya Thailand yang telah melaporkan 0 kasus infeksi lokal selama 23 hari berturut-turut.
Pemerintah setempat telah menyetujui tiga paket stimulus senilai 22,4 miliar bath (USD720 juta) atau sekitar Rp10,1 triliun guna menghidupkan lagi pariwisata domestik yang terpuruk akibat pandemi corona.
Sedangkan Malaysia mencatat kenaikan kasus tidak lebih dari 100 per hari sejak movement control order (MCO) dilonggarkan.
Menurut Laura, kalau Indonesia masih mencatat kasus tinggi, bisa jadi negara tetangga menolak kedatangan Warga Negara Indonesia.
“Mereka juga tidak mau masuk ke Indonesia untuk sementara waktu karena dianggap episenter,” ujarnya kutip Anadolu Agency.
“Ini bisa jadi Indonesia seperti di-lockdown di kawasan,” tambahnya, seraya mengingatkan pemerintah harus mengupayakan penanganan maksimal secara serius.*