Hidayatullah.com- Tokoh senior Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Nur Mahmudi Ismail menilai, musik bisa menjauhkan umat Islam dari mengingat Tuhannya.
“Yang disebut dengan lagu, atau nyanyian, atau musik yang populer, itu pada umumnya adalah menjauhkan kita dari Allah,” ujar mantan Presiden Partai Keadilan (PK) di Cilodong, Depok, Jawa Barat pada acara Super Life Revolution (SLR) Training yang diikuti puluhan mahasiswa-mahasiswi dari berbagai perguruan tinggi se-Jabodebek baru-baru ini.
Nur Mahmudi mengatakan, musik dilarang agama jika menjadikan orang yang melantunkan atau mendengarnya lupa kepada Allah. Begitu pula terhadap karya-karya seni lainnya.
“Semua produk (seni, red) yang kemudian membuat kita lupa, kemudian juga nggak makin taat, kemudian menjauh tidak makin taqarrub, bahkan apalagi sampai menolak eksistensi Allah, itu apapun bentuknya dilarang,” tegasnya.
Menurutnya, bidang musik saat ini didominasi oleh orang-orang yang menjerumuskan umat Islam dari agamanya, melalui subtansi dan “ajaran” dalam musik tersebut. Belum lagi isi lagu dan ekspresi penyanyinya.
“Kemudian di situ diekspresikan, sehingga jingkrak-jingkrak yang nggak tahu isinya apa. Tapi yang penting jingkrak-jingkrak. Yah, musik saat ini begitu,” imbuh Wali Kota Depok ini.
Nur Mahmudi pun bercerita, suatu saat dia pernah diundang menghadiri sebuah acara kontes “idol-idolan”. Pada acara tersebut, digelar penampilan musik dengan tema “ratapan terhadap siksa kubur”. Yang membuatnya tak habis pikir, di belakang penyanyinya ada penari latar yang berjoget-joget tak karuan.
“Tuh kan nggak benar itu. Jadi semua musik sekarang ini itu tadi, ada penari latar yang tidak sejalan dengan subtansi yang ada,” keluhnya.
Namun begitu, Nur Mahmudi berpendapat, secara hukum Islam tidak melarang seni termasuk musik, asal sejalan dengan ajaran agama.
“Kalau musik atau seni, itu yang diharapkan adalah diasah untuk menuju ke arah itu. (Membuat) makin orang yakin dan mengenal Allah, makin orang beriman dan bertaqarrub kepada Allah, makin orang itu bercita-cita ingin taat kepada Allah,” jelasnya.
Populerkan Nasyid
Pembahasan musik disampaikan Nur Mahmudi saat menjadi pemateri pada acara Super Life Revolution (SLR) Training. Ketika salah seorang mahasiswa menjawab ingin menjadi musisi, Nur Mahmudi mengatakan padanya agar menjadi musisi yang bisa mendekatkan umat pada Tuhannya. Dalam hal ini, para musisi Islam diharapkan bisa mempopulerkan nasyid.
Sebelumnya di awal training tersebut, tim nasyid 5incere Five tampil membawakan satu tembang lagu di hadapan Nur Mahmudi dan para peserta LSR Training. Salah satu lirik nasyid yang dibawakan tentang “rindu melihat wajah Rasulullah”.
“Kalau tadi nasyidnya itu ‘rindu melihat wajahmu’ gitu ya. Ya, kayak apa itu keindahan dari wajah seorang Nabi? Kira-kira itu nasyid apa ekspresi diri? Kami berharap, itu menjadi ekspresi diri, jangan hanya nasyid. Agar apa, betul-betul kalau kita itu merindukan kehadiran wajah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam,” ujar mantan Menteri Kehutanan RI ini menimpali.
Dia berharap, nasyid dapat digandrungi para remaja sekarang daripada musik-musik yang menjerumuskan. Bagaimana agar nasyid populer, itulah tantangannya.
Sementara itu, PKS sendiri, seperti diketahui, menjelang Pemilu 2014 memilih iklan bernuansa musik dangdut dengan alasan lebih fokus pada pemilih muda.
“Memang sekarang ini mereka tidak terlalu tertarik pada Pemilu karena mereka rasakan tidak punya kepentingan ditambah wajah parpol yang tidak terlalu menarik,” dalih Ketua DPP PKS Jazuli Juwaini, seperti dikutip laman detik.com, Senin (27/01/2014).*