Hidayatullah.com–Ada orang Indonesia yang nasionalis, namun belum memiliki visi islami. Sebaliknya, ada umat Islam dengan punya ghirah keislaman tinggi, namun memandang sebelah mata nasionalisme. Padahal, sinergi keduanya bisa memperbaiki nasib bangsa dan terlebih lagi membangkitkan kejayaan Islam.
Visi itulah yang melatarbelakangi “Workshop Roadmap Pergerakan Pemuda Islam Indonesia (Derap Pemuda)-Aliansi Pemuda Islam Indonesia (APII)”, yang akan diselenggarakan hari Ahad, 23 Februari 2014 mendatang.
Acara bertempat di Arrahman Quranic Learning Islamic Center (AQLIC), Tebet, Jakarta itu akan menghadirkan dua pembicara; Sekjen Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI), Bachtiar Nasir dan Peneliti Institute for The Study of Islamic Thought and Civilizations (INSISTS), Dr. Adian Husaini.
Mengambil tema “Sinergi Membangun Bangsa”, APII akan mendorong integrasi pemuda dan pergerakan Islam.
Agastya Harjunadhi, Presiden APII, mengatakan, acara tersebut diharapkan bisa merangkul orang-orang yang belum berkecimpung dalam pergerakan, namun merasa gerah dengan kerusakan moral negeri ini. Mereka ingin perubahan tapi sesungguhnya bingung dari mana memulainya.
Pelatihan tersebut akan membedah peta teritorial dakwah masing-masing profesi. Dokter, pengacara, geologis, akuntan dan sebagainya, bisa menjadi kendaraan memperbaiki sendi kehidupan.
“Banyak yang bilang, ah saya biasa saja sama Islam. Padahal, profesinya itu bisa berkontribusi besar bagi Indonesia yang lebih baik,” tutur Agas-panggilan akrab Agastya.
Pria yang juga menjadi Ketua Young Islamic Leaders (YI Lead) itu mencontohkan, orang-orang dengan latar belakang ilmu ekonomi dan hukum bisa berperan dalam gerakan ekonomi syariah dan pemberantasan mafia hukum.
Langkah tersebut bisa terjadi jika para pelakunya memiliki perspektif Islam. Memahami peta pergerakan nasional ditinjau dari sudut pandang Islam, mendorong mereka berani bersuara dan bertindak.
“Mereka perlu difahamkan bahwa Indonesia bisa berdiri tegak karena visi Islami para founding father seperti Pak Natsir-Mantan Perdana Menteri RI- yang berasal dari Partai Masyumi. Beliau nasionalis tapi juga tetap menegakkan syariat Islam,”ucapnya tandas.*