Hidayatullah.com- Untuk membebaskan Palestina, apakah harus membereskan Syiah terlebih dahulu? Jika menilik sejarah, panglima Islam Shalahuddin al-Ayyubi awalnya mengusir Syiah di Mesir. Lalu menyatukan kekuatan Muslimin Mesir dan Syam, kemudian membebaskan Palestina.
“Jadi itu kuncinya, setelah Syiah di Mesir diselesaikan, baru (bebaskan Palestina). Karena dia (Syiah. Red) merupakan tantangan,” jelas Dr Raghib As-Sirjani, seperti disampaikan penerjemah kepada hidayatullah.com dan para wartawan dalam kunjungannya ke Jakarta belum lama ini.
Pernyataan cendekiawan dan penulis buku-buku terkenal asal Mesir ini disampaikan setelah menjawab pertanyaan mana lebih dahulu membebaskan Palestina atau urusan Syiah oleh seorang penanya.
Menurutnya, Shalahuddin saat itu , meyakini jika tidak bisa mengalahkan Palestina tanpa menyelesaikan Syiah terlebih dahulu.
Lantas, apakah umat Islam saat ini harus seperti Shalahuddin? Pada realitasnya, menurut Raghib, tidak persis demikian. Tapi jika memang begitu pilihannya, “prosedur” ini harus dilalui.
“Dan apakah itu harus dilalui atau tidak? Jika ada pilihan tidak perlu dilalui, kita tidak perlu ‘membuka file-file begitu banyak supaya kemudian kita bersihin sana bersihin situ’, kemudian baru membebaskan Palestina,” jelasnya dengan kiasan.
Raghib mengatakan, hingga saat ini Mesir terus berupaya berkontribusi dalam pembebasan Palestina. Termasuk melalui pemberian bantuan dana untuk rakyat Palestina dan perjuangannya.
Diberitakan sebelumnya, Raghib meyakini Syiah dan Sunni mustahil bersatu. Hal ini disampaikan di sela-sela rangkaian acara 13th Islamic Book Fair, Istora Senayan, Jakarta, Sabtu, (01/03/2014) lalu.*