Hidayatullah.com— Kerawanan tidak hanya terjadi di Ibukota, melainkan juga di daerah. Di tahun politik 2014, ketegangan akan meningkat.
Hal itu disampaikan Tenaga Ahli Kementerian Sosial (Kemensos) bidang Kehumasan dan Tatakelola Pemerintahan, Sapto Waluyo, mengomentari rilis Indeks Potensi Kerawanan Sosial (IPKS) 2013 di DKI Jakarta. Terdapat 10 kelurahan yang memiliki tingkat potensi kerawanan sosial tinggi dengan Kelurahan Kampung Rawa di Jakarta Pusat di urutan pertama.
Dari survei itu terungkap wilayah Jakarta Pusat dan Jakarta Utara paling luas potensi kerawanan sosialnya.
“Kementerian Sosial telah memetakan 184 daerah rawan konflik. Sebagian besar kondisi ekonominya tertinggal dibanding daerah lain,” kata Sapto kepada Hidayatullah.com, Ahad (09/03/2014).
Namun, terang Sapto, ada juga daerah maju tapi interaksi sosial antar-kelompok sangat kaku, sehingga kesalahpahaman berujung konflik mudah saja meletup hanya karena masalah kecil.
Diterangkan Sapto, Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal juga telah memetakan 183 daerah yang masih terbelakang kondisi sosial-ekonominya.
“Tapi tidak semua daerah tertinggal itu rawan konflik. Ada enam daerah diprediksi sebagai wilayah paling rawan konflik sosial pada tahun 2014, yaitu, Papua, Jawa Barat, Jakarta, Sumatera Utara, Sulawesi Tengah, dan Jawa Tengah,” ungkap Sapto.
Indikator kerawanan konflik sosial di keenam wilayah tersebut terutama dinilai sepanjang 2013 daerah tersebut bermunculan aneka konflik.
Sapto membeberkan, sepanjang 2013 di Papua terjadi 24 peristiwa konflik sosial, Jawa Barat 24, Jakarta 18, Sumatera Utara 10, Sulawesi Tengah 10, dan Jateng 10 peristiwa konflik. Di tahun politik 2014, dinilai dia ketegangan tentu akan meningkat.
“Karena itu, Kemensos melancarkan program keserasian sosial di 50 daerah rawan dan penguatan kearifan lokal di 30 daerah. Targetnya mencegah kemungkinan terjadinya konflik atau memperkecil dampak jika konflik tetap terjadi,” tegas Sapto.
Selain itu pihaknya memandang harus ditumbuhkan tenaga pelopor perdamaian di seluruh pelosok Indonesia, terutama dari kawula muda.*