Hidayatullah.com–Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan (PPP) akhirnya resmi memecat Wakil Ketua Umumnya, Suharso Manoarfa dan empat Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PPP.
Keputusan pemecatan dinilai karena ada upaya makar dan berencana menggulingkan posisi Suryadharma Ali sebagai Ketua Umum (Ketum). Surat pemecatan itu ditandatangani oleh Ketuam PPP Rabu dini hari. Posisi Suharso sendiri digantikan oleh Djan Faridz yang saat ini menjabat Menteri Perumahan Rakyat.
Empat Pengurus DPW yang juga ikut dicopot dari jabatannya adalah Ketua DPW Jawa Timur Musyaffa Noer, Ketua DPW Jawa Barat Rahmat Yasin, Ketua DPW Sumatera Utara Fadli Nursal dan Ketua DPW Sulawesi Selatan Amir Uskara.
“Selain diberhentikan dari jabatan, mereka juga dipecat sebagai kader. Ketua-ketua DPW digantikan oleh wakilnya,” jelas Wakil Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Syaifullah Tamliha dikutip Antara hari Rabu (16/04/2014) malam.
Menurut Syaifullah, upaya pemakzulan terhadap Suryadharma Ali oleh Suharso Monoarfa dengan mengeluarkan mosi tidak percaya mengatasnamakan 26 dewan pimpinan wilayah merupakan pelanggaran serius.
“Pemakzulan ketua umum itu pelanggaran serius dan sama sekali tidak dibenarkan dalam AD/ART partai. Lagi pula setelah diteliti dari 26 DPW yang mengeluarkan mosi tidak percaya, delapan di antaranya tidak disertai tandatangan sekretaris maupun ketua DPW, artinya hanya 18 DPW itu kan tidak mewakili,” kata Syaifullah.
Dia mengatakan bahwa Suharso dan kawan-kawannya berpendapat mosi tidak percaya mengatasnamakan 26 DPW dilontarkan gara-gara kehadiran Suryadharma Ali dalam kampanye Gerindra di Gelora Bung Karno beberapa waktu lalu yang dinilai menyebabkan berkurangnya perolehan suara PPP dalam Pemilu Legislatif 2014.
Padahal faktanya, kata Syaifullah, perolehan suara PPP justru semakin meningkat.
“Di DKI Jakarta pada tahun 2009 PPP hanya mendapat tujuh kursi, tapi sekarang bisa memperoleh tidak kurang dari 14 kursi. Kan artinya ada peningkatan dua kali lipat,” kata dia.
Dia menduga upaya pemakzulan terhadap Ketua Umum PPP Suryadharma Ali dilakukan karena ada oknum partai yang mengincar kursi ketua umum. Suharso dan kawan-kawannya dituding ingin merealisasikan keinginan seseorang menjadi Ketua Umum PPP yang baru.
“Untuk Pak Suharso maupun pihak lain, kalau ada yang mengincar kursi ketua umum sebaiknya bersabar hingga Pak Suryadharma Ali melepaskan jabatannya pada 2015, karena Allah kan cinta orang yang bersabar. Jangan malah pemakzulan seperti itu,” tegas dia.
Sementara itu belum jelas betul apakah kisruh internal PPP ini akan mengganggu peluang koalisi partai berlambang ka’bah tersebut dengan partai lain pada Pemilu 2014. Sebab salah satu partai yang sedang mendekati PPP untuk kepentingan koalisi, yakni Gerindra, telah menyatakan komunikasi politik baru akan dilanjutkan dengan PPP setelah situasi internal PPP solid kembali.*