Hidayatullah.com–Kebanyakan penulis Indonesia itu asyik dengan dirinya sendiri. Mulai dari mencari bahan untuk menulis, lalu mengolah bahan itu menjadi tulisan dan jika tulisan selesai hanya untuk dibaca sendiri.
Maka yang terjadi tulisan seperti itu hanya mendatangkan manfaat dan kepuasan buat dirinya sendiri, tidak untuk banyak orang. Inilah yang disebut manajemen “Bakul Klepon (penjual jajan klepon)”.
Demikian yang disampaikan Herry Mohammad, redaktur majalah Gatra dalam diskusi “Peluang Dakwah di Jagad Media” yang diadakan Yayasan Bina Qolam di Jalan Bengawan 2A Surabaya, Sabtu (07/06/2014) kemarin.
“Kalau kita bicara akan cepat selesai, tapi kalau kita menulis akan abadi,” ujar Herry mengutip pepatah Yunani.
Ia menerangkan bahwa menulis adalah sebuah panggilan untuk berdakwah bagi umat Islam. Jadi jangan berharap menjadi kaya dari menulis kecuali memang sudah menjadi takdir penulis itu menjadi orang kaya.
“Jika ingin kaya jangan menjadi penulis tapi berdagang atau berwirausaha,” tegasnya.
Sementara itu, Ir. Abdul Qadir Baraja, Pembina Yayasan Bina Qolam mengatakan para generasi muda sekarang mengalami degradasi (penurunan) dalam menulis.
Dua hal yang tidak dimiliki penulis saat ini; Pertama, tidak mau untuk terus belajar menulis. Kedua, tidak mampu menghasilkan tulisan yang bagus.
“Seseorang dikatakan sukses di dunia jika ia mendapatkan pekerjaan yang disenangi. Untuk itu bagi para penulis menulislah dengan passion (perasaan),” tegas ketua Yayasan YDSF tersebut. */Achmad Fazeri (Surabaya)