Hidayatullah.com–Tak bisa dipungkiri, isu tentang Palestina yang masih dijajah Israel kini meredup. Ketua Asia-Pacific Community (ASPAC) for Palestine Dr Saiful Bahri menduga, hal ini disebabkan masyarakat Indonesia terlalu sibuk mengurusi politik.
“Minimnya peminat diskusi tentang Palestina. (Karena) mungkin masyarakat terlalu sibuk ngurusin Koalisi Merah Putih (KMP) atau (Koalisi) Indonesia Hebat (KIH). Atau mungkin sibuk ngurusin kurban,” ujarnya dalam acara talkshow bertema “Menjejak Kemenangan Shalahuddin” di Meeting Room 1 MUC Building, Jl. Simatupang No 15, Jakarta, Sabtu (11/10/2014).
Saiful Bahri mengatakan, acara yang dirangkai dengan bedah buku Ensiklopedia Mini Masjid Al-Aqsa ini bertujuan untuk memperluas segmen diskusi tentang Palestina ke berbagai kalangan.
Isu-isu kepalestinaan, katanya, harus terus dihidupkan, khususnya oleh umat Islam. Bukan hanya ketika Palestina diserang oleh Zionis Israel. “Agar masalah Palestina jangan booming (ramai. Red) saat ada penyerangan,” ujarnya di depan dua puluh lebih peserta acara.
Saiful Bahri mengharapkan media-media massa berperan serta menghidupkan isu-isu Palestina, sebab negeri ini terus bergejolak. Saat ini pun, ungkapnya, sedang terjadi pergolakan di Masjid al-Aqsha yang dijadikan tempat beribadah umat Yahudi.
“Setiap hari jatuh korban di sana,” ungkap alumnus Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir ini.
Menuju Turki
Saiful Bahri pun berharap agar sebanyak mungkin elemen masyarakat terus menghidupkan isu Palestina, termasuk secara personal. Dengan tujuan yang sama, yaitu untuk kemerdekaan Palestina.
“Seniman boleh. Para atlet silakan. Kita bawa semuanya untuk memikirkan al-Aqsha,” ujarnya.
Menurutnya, seluruh dunia punya perhatian untuk mendukung kemerdekaan Palestina. “Tenyata kampus-kampus besar di Malaysia sudah (ada) corner Palestina. Mereka menamakan Sahabat Aqsha,” ungkapnya mencontohkan.
Kegiatan Focus Group Discussion (FGD) ASPAC for Palestine ini mengambil momen penaklukan Al-Quds oleh Shalahuddin Al-Ayyubi pada tanggal 2 Oktober 1187. Acara dimulai sekitar pukul 10.00 WIB, dengan pemateri tunggal Dr Abdul Muta’ali, Direktur Pusat Kajian Timur Tengah Universitas Indonesia.
Pengamatan hidayatullah.com, sebelum pemaparan oleh Abdul Muta’ali, dilakukan pemutaran video pendek tentang kisah pertarungan Shalahuddin mengalahkan tentara Salib. Pada acara yang berakhir jelang azan Zhuhur ini, pemateri justru tidak mengupas tentang tema “Shalahuddin”.
Acara dihadiri perwakilan sejumlah lembaga yang konsen terhadap Palestina. Di antaranya Hidayatullah, Badan Musyawarah Organisasi Islam Wanita Indonesia (BMOIWI), Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI), Nurul Fikri, KNRP, Adara Relief Internasional, dan sebagainya.
Pada acara itu, Saiful Bahri juga mengajak masyarakat Indonesia untuk berpartisipasi dalam Konferensi Aliansi Internasional untuk Palestina. Pada konferensi yang akan digelar di Istanbul, Turki, Selasa (21/10/2014) ini, akan digelar pertemuan antar-aktivis Palestina dari berbagai negara.
Akan digagas pula pembentukan berbagai divisi untuk memperjuangkan Palestina, di antaranya divisi anak-anak, kewanitaan, kepemudaan, ulama dan lain-lain.
Presidium BMOIWI Sabriati Aziz mengaku, pihaknya siap untuk berpartisipasi dalam kegiatan di Turki tersebut. Usai diskusi di Simatupang, Sabriati memborong sekitar 15 buku yang telah dibedah.*