Hidayatullah.comāPerbedaan antara Sunni (Ahlus Sunnah) dan Syiah adalah menyakut masalah ushul (pokok/dasar) dalam ajaran agama. Bukan perbedaan masalah furuā (cabang).
“Perbedaan Syiah dengan Ahlu Sunnah masuk dalam ushul. Selain itu, sudah masuk ke ranah ‘pertentangan’ terhadap ajaran Islam sesungguhnya,” demikian kutipan yang disampaikan Ketua Umum Majelis Intelektual dan Ulama Muda (MIUMI) Pusat, Dr. Hamid Fahmi Zarkasyi dalam Launching dan Bedah Buku āTeologi dan Ajaran Syiāah Menurut Referensi Induknyaādi Hotel Sofyan Betawi Jl. Cut Meutia No. 9 Menteng Jakarta Pusat Ahad (02/11/2014).
Ia juga menyampaikan, bahwa ajaran Syiah banyak dusta dan memelintir sejarah, khususnya tentang para Sahabat Nabi. Misalnya saja jika Ali adalah penentang kepemimpinan Abu Bakar, Umar, dan Usman.
“Dusta. Faktanya Ali membaiat seluruh sahabat,” tegasnya.
Ia mengutip pernyataan-pernyataan kebencian kaum Syiah kepada Sahabat-Sahabat Nabi. Salah satunya Sahabat Umar Ibn Khatab.
“….andaikan aku masuk surga lalu bertemu Umar di sana, maka aku akan minta kepada Allah agar aku dipindahkan ke neraka,” demikian kata Hamid buku āTeologi dan Ajaran Syiāah Menurut Referensi Induknya.*