Hidayatullah.com–Banyaknya temuan kasus yang diduga bagian dari misi pendangkalan akidah di Aceh, diharapkan oleh berbagai kalangan supaya disikapi serius oleh Pemerintah Aceh. Rentetan kasus yang ditemukan selama ini diyakini bagian dari target untuk menyebarkan paham dan keyakinan yang bertentangan dengan akidah masyarakat Aceh yang mayoritas Islam.
Ketua Pembina Front Pembela Islam (FPI) Aceh, Yusuf Al-Qardhawi secara blak-blakan menyebutkan Aceh menjadi target para misionaris untuk menyebarkan ajaran agama tertentu. Yusuf mengaku mendapatkan bocoran yang bisa dipertanggungjawabkan dari berbagai sumber, termasuk pengakuan rekannya yang melanjutkan pendidikan di Inggris.
Menurut Yusuf, ketika temannya berliburan ke Jerman, menemukan fakta adanya tempat ibadah nonmuslim yang menerima sumbangan dari pengikutnya untuk misi ke Aceh. “Kalau sebatas mereka mengumpulkan dana, itu urusan merekalah. Tetapi yang mengagetkan, ada yang terang-terangan menulis target penyebaran misi ke Aceh. Memang tertulis nama Aceh, Indonesia,” bkata Yusuf Al-Qardhawi, mengutip pengakuan temannya yang sempat pulang ke Aceh sebulan lalu.
“Bukan hanya saya yang mendengar cerita itu, tapi ada 10 teman saya yang lain,” lanjutnya, dilansir Serambi, Rabu (28/1/2015).
Misi pendangkalan akidah ke Aceh, menurut Yusuf, bukan cerita baru, tetapi sudah merebak sejak pascatsunami. Di Meulaboh, misalnya, sempat juga ditemukan berbagai buku dan VCD berisi kumpulan lagu-lagu keagamaan, dan brosur yang mengacu kepada pendangkalan akidah.
“Sudah banyak kejadian di Aceh yang merupakan misi pendangkalan akidah. Ini harus disikapi serius oleh pemerintah dan masyarakat agar tidak masuk perangkap mereka,” kata Yusuf Al-Qardhawi.*