Hidayatullah.com–Menteri Agama Suryadharma Ali menyatakan kemajuan pengajian di majelis taklim sangat baik. Tapi, di sisi lain ada perkembangan memprihatinkan berupa munculnya aliran sempalan yang tak sejalan dengan prinsip Islam.
“Untuk itu perlu diwaspadai aliran sempalan itu. Sebab kini ada aliran tarikoh tak sejalan dengan prinsip Islsm. Di Jabar ada Imam Mahdi turun dan mengaku sudah mengislamkan 1000 jin. Ada aliran panjalu. Ada Islam Jasun (Jawa Sunda) dengan nabi yakimin. Ada yang nyebut dirinya agama Islam tapi Al Qurannya berbeda,” kata Suryadharma Ali saat memberikan sambutan pada majelis taklim Al Quran dan doa Attaqwa, Desa Wonokromo,Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul, Yogyakarta, Rabu (26/09/2012) malam dikutip Antara.
Majelis tersebut dipimpin KH Abdul Holik Assyifa. Hadir pada acara itu para pejabat setempat dan seluruh umat Islam yang memenuhi majelis tersebut hingga meluber hingga jalan raya.
“Sebagai umat Islam harus jadi teladan bagi umat lain. Orangtua jadi teladan bagi anak. Umat Islam harus membentuk karakter bagi anak. Tak boleh Muslim menyakiti orang lain. Apalagi membunuh dan menggunjing,” ujar Menang.
“Atas nama agama harus menyebar kedamaian. Bukan rasa takut. Memang lelah rasanya menjelaskan Islam sebagai pembawa rahmatan lil alamin, tapi hal itu wajib harus dilakukan,” kata Menag.
Suryadharma Ali mengajak umat Islam untuk meningkatkan kualitas keimanan dan pemahaman agama. Ajak anak-anak diajari senang ke masjid sebagai pembentukan awal karakter, suka datangi masjid.
Pada kesempatan tersebut ia juga menjelaskan tentang film “innocence of muslims” – hasil karya warga Amerika keturunan Yahudi – dinilai menjijikkan dan menghina agama lain sebagai akibat jebebasan ekspresi.
Ia menilai paham bebas tanpa batas itu sungguh telah melanggar dan menodai prinsip agama Islam.
Agama mengatur untuk menghormati hak orang lain. Termasuk dalam berkesenian yang harus didedikasikan untuk menghaluskan rasa dan pembentukan karakter anak didik. Untuk itu ,ia berharap majelis taklim dan lembaga Al Maarif NU yang ada di desa itu ikut meningkatkan kualitas pendidikan agama bagi anak-anak.
Ia mengingatkan para guru yang kini kesejahteraannya membaik, agar tidak terus- menerus meningkatkan kredit barang konsumtif. Guru harus memperhatikan bangunan sekolah dan tak boleh ada lagi peristiwa bangunan sekolah roboh.
“Jangan terjadi lagi anak tak mampu tak bisa ke madrasah hanya karena orangtuanya miskin. Sekarang ada dana bantuan operasional siswa. Laporkan jika ada madrasah rudak,” ucapnya.*