Hidayatullah.com- Redaktur Pelaksana Gatra, Herry Mohammad mengatakan secara prinsip jurnalisme islami ialah yang mengedepankan proses tabayun, cek dan ricek terhadap informasi yang didapatkan agar tercapai kebenaran.
Berbeda dengan sikap skeptis yang bebas nilai dan hanya menghasilkan informasi yang berimbang dan bukan kebenaran yang hendak dicapai sikap skeptis.
“Sikap skeptis adalah sikap kritis atas informasi yang diterima, tidak asal menelan atau percaya begitu saja dan kemudian dituangkan dalam laporan jurnalistik,” kata Herry dalam diskusi bertajuk “Jurnalisme Islami dan Tanggung Jawab Moral Wartawan Muslim” di kantor Media Hidayatullah, Jakarta Timur, Rabu (25/03/2015) sore. [Baca: Selain Informatif, Media Islam Harus Punya Peran Edukasi]
Menurut Herry, sikap skeptis akan menuntut seorang jurnalis hanya untuk melakukan upaya klarifikasi dan konfirmasi kepada pihak-pihak yang terkait dengan informasi yang hendak ditulis dan diberitakan. Sementara, tabayun tak hanya sekadar klarifikasi dan konfirmasi tetapi juga verifikasi terhadap informasi yang didapat dan siapa yang menyampaikan.
“Dengan proses tabayun seperti itu, maka kebenaran suatu berita akan tersingkap dan terungkap,” kata Herry.
Herry mengungkapkan di Indonesia tidak sedikit media (baik cetak, online, radio maupun televisi) kehilangan ruh-nya. Skeptis tidak, apalagi tabayun. Mereka menelan mentah-mentah apa saja menu yang disuguhkan oleh para ‘pembuat” berita. Terutama, lanjutnya, jika menyangkut aktifitas umat atau yang berbau syariat Islam. Padahal para jurnalis juga bagian dari umat Islam.*