Hidayatullah.com – Wakil Ketua Komisi I DPR, Hanafi Rais menilai, keberadaan hoax merupakan konsekuensi dari munculnya internet. Hanya saja, belakangan ini ada fenomena yang disebut Post-Truth Society. Artinya data dan fakta menjadi kurang dipercaya.
“Yang dipercaya adalah meme dan hoaxnya,” ujarnya di Ruang Rapat F-PAN, Komplek DPR-MPR, Senayan, Jakarta, Kamis (12/01/2017).
Namun, Hanafi melihat, hal itu karena masyarakat juga sudah merasa jengah dengan pemberitaan dari media.
Penyebar ‘Hoax Kapolri’ Ditangkap Bareskrim, Bagaimana dengan Ahok?
“Ketika kita mencari informasi yang valid berdasarkan jurnalisme objektif, terutama dari media mainstream, tetapi mereka justru terafiliasi ke politik maupun agenda setting,” paparnya.
Sehingga, terangnya, masyarakat merasa sudah memberi kepercayaan tapi seolah dianggap bodoh dengan disajikannya isu-isu yang mengedepankan agenda media itu sendiri.
Hal itulah, kata Hanafi, yang membuat masyarakat berpindah ke sumber media sosial.
Ia juga mengungkapkan, banyaknya hoax disebabkan literasi masyarakat masih rendah dan kurang diperhatikan.
“Karena kalau permintaan terhadap hoax itu rendah karena masyarakatnya terdidik, otomatis hoax akan hilang,” ungkapnya.
Walau demikian, Hanafi turut mendorong, agar sumber produksi hoax juga perlu ditindak, apalagi jika sudah sampai menjadi industri.*