Hidayatullah.com- Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah Rawamangun Jakarta dalam pernyataannya mengecam keras tindakan panitia penyelenggara pesta bikini karena mencatutkan nama sekolah yang dipimpinnya sebagai salah satu pendukung acara tersebut.
“Saya mengecam keras pencatutan nama SMA Muhammadiyah sebagai salah satu pendukung acara pesta bikini,” kata Slamet dalam rilisnya kepada hidayatullah.com, kemarin.
Pernyataan itu, Slamet sampaikan saat melakukan pertemuan dengan Aliansi Cinta Keluarga Indonesia (AILA) yang diwakili Suci Susanti serta Komunitas Sayangi Anak Indonesia (SAI) diwakili Toyib.
Pertemuan tersebut digelar untuk membahas tentang undangan yang beredar luas di media sosial terkait acara pesta musik dengan dress code bikini. Di mana panita penyelenggara menuliskan SMA Muhammadiyah Rawamangun sebagai salah satu sekolah pendukung acara tersebut.
“Kami sekolah Islam dalam keseharian anak-anak kami ajarkan untuk selalu menutup aurat. Jadi, tidak mungkin sekolah kami secara institusi mendukung hal-hal seperti itu,” jelas Slamet.
Slamet menyampaikan di SMA Muhammadiyah setiap Kamis memberi kesempatan pada murid-murid untuk memberikan tausiyah pada teman-temannya. Dan dengan adanya kasus tersebut, pihaknya bergerak cepat mengumpulkan semua murid untuk menegaskan kepada mereka bahwa pihak sekolah sama sekali tidak mendukung acara-acara seperti itu.
“Cara-cara seperti ini adalah upaya dari orang-orang yang tidak suka pada perkembangan Islam. Mereka tidak suka jika Islam terus berkembang. Saat wawancara dengan TV One, saya tegaskan bahwa ada kemungkinan kami akan menempuh jalur hukum. Karena pihak penyelenggara sudah membawa nama institusi,” ungkap Slamet.
Selain itu, Slamet menuturkan jika AILA sebagai organisasi yang peduli kepada keluarga dan anak, sangat mendukung keinginan dirinya yang berniat untuk melanjutkan kasus itu ke ranah hukum.
“Kami akan berdiskusi dengan pihak institusi tentang masalah ini. Jika memang sepakat untuk maju ke ranah hukum, akan kami lakukan,” pungkas Slamet mengakhiri pembicaraan.*