Hidayatullah.com—Hingga Jumat pagi telah 48 korban meninggal dunia dikirim ke RS Sardjito dan sekitar 60 korban luka, baik luka bakar atau jenis luka lainnya akibat bencana Merapi yang mengeluarkan awan panas Jumat dinihari mengarah ke Desa Argomulyo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Anggota tim dokter dari “Disaster Victim Identification” Kompol Agung Hadi Wijanarko mengatakan, pihaknya akan berupaya untuk melakukan identifikasi secepatnya.
“Sebagian korban meninggal akibat luka bakar yang cukup parah, sehingga akan sulit diidentifikasi,” paparnya menjelaskan.
Namun, karena lokasi bencana tersebut terlokalisasi seperti dari satu dusun, lanjut dia, maka kemungkinan proses identifikasi akan lebih mudah dilakukan.
“Kami akan melakukan identifikasi melalui cincin kawin atau dari properti lainnya yang masih melekat di badan,” katanya.
DVI membuka posko pengaduan orang hilang di RS Sardjito, untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat yang mencari anggota keluarganya yang mungkin menjadi korban letusan Merapi, Jumat dinihari.
“Jika ada masyarakat yang mencari anggota keluarganya dapat datang ke RS Sardjito dan melapor ke posko kami,” kata anggota “Disaster Victim Identification” (DVI) Syahrizal di Yogyakarta.
Ia mengatakan, letusan Merapi pada Jumat dinihari diperkirakan lebih besar dibanding letusan Merapi pada 26 Oktober, dan hingga kini tim evakuasi belum mampu menembus sejumlah wilayah karena kondisi belum memungkinkan.
“Kondisi di lokasi masih banyak material vulkanik yang panas, sehingga belum bisa ditembus,” ujarnya.
Peduli Bencana Hidayatullah Sejak tanggal 26 Oktober 2010 Posko Peduli Bencana Nusantara yang digagas BMH-Hidayatullah Peduli hadir di lokasi pengungsian. Berbagai macam kegiatan telah bergulir hingga saat ini, di antaranya evakuasi, pendistribusian bantuan kepada korban bencana, pelayanan kesehatan, pelayanan pendidikan nonformal, dan berbagai kegiatan lainnya.
Pelayanan kesehatan ditangani langsung tim kesehatan Islamic Medical service (IMS), yang datang langsung dari Jakarta. Pembinaan anak pengungsi berupa kegiatan belajar baca al Quran dikoordinasi langsung oleh Pos Dai Hidayatullah.
Dari Surabaya, BMH Surabaya telah memberangkatkan mobil ambulance, enam orang tim relawan, dua ribu masker, obat-obatan, dan kebutuhan logistik.
Sehubungan kondisi yang masih memburuk di lokasi, uluran tangan Anda sangat berarti buat mereka yang masih terombang-ambing dalam gelombang ketidakpastian, kapan semua ini akan berakhir. Bantuan dapat disalurkan melalui: BCA Otista 553.021.2205, BNI 8924.923 a/n Baitul Maal Hidayatullah. [ant/bmh/hidayatullah.com]