Hidayatullah.com- Dua perempuan berhijab –hitam polos– tengah sibuk menerima tamu undangan (peserta seminar nasional). Sembari menyapa, senyum terlihat mengembang dari bibir keduanya. Lalu, salah seorang di antara mereka mengarahkan telapak tangan kanannya ke sebuah buku tulis dengan halaman bergaris yang telah terbuka, berisi puluhan nama peserta. Lengkap beserta nama lembaga dan alamatnya serta paraf (tanda tangan).
“Silahkan diisi daftar hadirnya, Pak,” kata salah seorang di antara mereka mempersilahkan awak dari Kelompok Media Hidayatullah (hidayatullah.com) untuk mengisi daftar hadir tersebut.
Begitulah suasana yang bisa terlihat sebelum berlangsungnya acara seminar nasional bertajuk “Menangkal Paham Radikalisme Dalam Dunia Pendidikan” di depan pintu ruangan Lantai 2 Gedung Balai Yos Sudarso, Kantor Wali Kota Jakarta Utara, Sabtu (09/05/2015) pagi.
Setelah awak media hidayatullah.com masuk ke ruangan, tampak lebih dari separuh kursi telah terisi para peserta seminar yang berasal dari beragam unsur seperti pelajar, mahasiswa, para ulama, tokoh masyarakat serta awak media (wartawan,red).
Sebagaimana diketahui acara seminar tersebut diselenggarakan oleh salah satu organisasi Syiah yang bergerak di bidang suport sosial dan pendidikan, yaitu Organization of Ahlulbayt for Social support and Education (OASE) bekerjasama dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jakarta Utara.
Acara tersebut menghadirkan empat pembicara sekaligus seperti Muslih Nasuha (Kasubdit BNPT serta Wakil Ketua PBNU), Zuhairi Misrawi (Dosen Universitas Islam Negeri Jakarta yang juga kader PDI-P), Robi Nurhadi (Sekretaris Komisi Kajian dan Litbang), Dr Zuhdi Zaini serta Jalaluddin Rahmat (Ketua Umum IJABI dan Dewan Syuro OASE).
“Kegiatan ini merupakan salah satu program kerja dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jakarta Utara periode 2015. Mengadakan program-program kegiatan seperti seminar sekitar soal radikalisme wabil khusus dalam dunia pendidikan. Sekaligus dalam rangka untuk memperingati hari Pendidikan Nasional,” ujar seorang panitia saat membacakan laporan pertanggung jawaban.
Sementara itu, Kapolres Jakarta Utara yang diwakili Wakasat M. Supriyanto dalam sambutannya mengungkapkan tindakan radikalisme atau terorisme di wilayah Jakarta Utara sendiri sampai saat ini belum begitu tampak, tetapi pihaknya akan terus berupaya untuk selalu bersikap waspada.
“Acara-acara seminar seperti ini, itu bagus sekali untuk membangkitkan kembali umat serta mengabarkan dan mensosialisasikan kepada umat akan radikalisme dan terorisme,” demikian Supriyanto memberikan apresiasi.
Ketua MUI Jakarta Utara KH. Ahmad Ibnu Abidin menuturkan MUI Jakarta Utara ikut turut sumbangsih bagi kemaslahatan umat Islam dengan melakukan seminar-seminar seperti bahas radikalisme yang bagi masyarakat.
“Setidaknya kita bisa memahami dan sebaik-baiknya kita mampu menangkal radikalisme sebijak mungkin,’ ujar Abidin.
Menurut KH. Abidin radikal muncul ketika tidak ada ketidakadilan dalam bidang hukum, politik, pendidikan dan lain sebagainya. Maka, lanjutnya, akan rawan dan resisten munculnya paham radikalisme di dalam kondisi seperti itu (terjadi ketidakadilan,red).
Sementara itu, Wali Kota Jakarta Utara Rustam Effendy datang terlambat saat pembicara pertama hampir selesai memaparkan materinya dikarenakan ada acara yang bersamaan harus ia hadiri.*