Hidayatullah.com– Ijtima’ Ulama Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Se-Indonesia Ke-5 dengan tema “Ulama Menjawab Problematika Umat Dan Kebangsaan” di Pesantren At-Tauhiddiyah Cikura, Bojong, Tegal, Jawa Tengah resmi telah dibuka Wakil Presiden Muhammad Yusuf Kalla, Senin (08/06/2015).
Dalam sambutannya Kalla mengatakan bahwa pada dasarnya apabila berbicara keumatan dan kebangsaan maka keduanya tidak bisa dipisahkan sebab penduduk Indonesia 88 persen itu adalah beragama Islam.
“Tentu kalau kita bicara umat maka masalah kebangsaan juga masalah umat juga, dua hal itu tidak bisa kita pisahkan,” tegas Kalla dalam sambutannya pada acara pembukaan Ijtima Ulama Komisi Fatwa MUI Se-Indonesia Ke-5 di Pesantren At-Tauhiddiyah Cikura, Bojong, Tegal, Jawa Tengah, Senin (08/06/2015).
Namun juga, lanjut Kalla, jika bicara tentang keumatan tentu artinya jauh lebih luas daripada masalah kebangsaan saja. Jika bicara umat tentu tidak hanya umat Islam di Indonesia saja tetapi tegasnya, juga bagi umat yang lebih luas yaitu umat Islam dunia.
Ia mengaku sedih melihat kondisi umat Islam di dunia, jutaan umat mengungsi. Kalla mencontohkan peristiwa menyedihkan terkait muslim Rohingya Myanmar yang dengan perahu kecil terdampar di Indonesia karena diusir oleh pemerintah. Saat itu, ia menegaskan supaya mau menerima pengungsi Muslim Rohingya karena Indonesia memegang asas pancasila kemanusiaan yang adil dan beradab.
“Kalau kita tidak mau menerima orang yang susah begitu berarti kita tidak mengamalkan sila kedua dari Pancasila. Itu masalah kebangsaan dan keumatannya. Dan itulah yang akhirnya negara kita dihargai negara lainnya,” tegas Kalla.
Hal itu terjadi, karena menurut Kalla, pemerintah tidak mau melindungi umat atau bangsanya. Dan artinya masalah keumatan dengan kebangsaan adalah satu paket yang tidak bisa dipisahkan.
“Kita wajib bersyukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala sebab dari semua negara-negara Islam yang besar di dunia, Indonesia lah negara yang paling damai dibanding dengan negara-negara Islam lainnya. InsyaAllah kalau kita bersyukur maka akan diberikan yang jauh lebih baik lagi,” pungkas Kalla.*