Hidayatullah.com—Hari Ahad 13 September 2015 pagi, ratusan warga di lima kota di Indonesia menyatakan dukungan atas gerakan Aksi Cepat Tanggap (ACT) dan Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) untuk membantu rakyat Suriah yang sedang kesusahan akibat perang sipil yang sebabkan eksodus jutaan rakyat Suriah keluar negaranya.
Dukungan bangsa Indonesia tersebut dilakukan dengan membubuhkan tanda tangan di atas spanduk Let’sHelpSuriah dilakukan di Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta dan Medan. Aksi yang mengambil momentum Car Free Day (CFD) akhir pekan tersebut berlangsung sejak pukul 6 pagi, dilakukan di pusat kota-kota tersebut.
Di Jakarta, sejak pukul 6 pagi, ribuan warga berkumpul di sekitar Bundaran HI, warga berkumpul dan menikmati bebasnya kawasan tersebut dari kendaraan dengan cara berolahraga atau sekedar melihat-lihat suasana Jakarta di hari libur. Demikian juga warga di Bandung, Yogya, Semarang dan Medan.
Para relawan ACT dan MRI bergantian melakukan orasi di tengah-tengah warga kota yang lalu lalang. Inti orasi adalah mengajak warga kota, dan seluruh bangsa Indonesia menengok keadaan rakyat Suriah yang sampai hari ini masih tinggal di tenda-tenda, atau berlayar mengarungi lautan mencari tempat-tempat aman di negara-negara Timur Tengah dan Eropa.
Sebagaimana diberitakan, dalam waktu lebih dari empat bulan sejak perang sipil pecah, Komisi Tinggi PBB Urusan Pengungsi memberikan status pengungsi kepada 100.000 warga Suriah. Lalu pada April tahun 2013, 800.000 warga sipil Suriah terdaftar sebagai pengungsi. Kurang dari empat bulan, angka itu terus bertambah menjadi 1,6 juta orang.
Sekarang ada empat juta warga Suriah yang tersebar di seluruh wilayah, membuat
mereka menjadi pengungsi terbesar di dunia di bawah mandat PBB. Pada tahun ini, PBB memprediksi mungkin ada 4,27 juta pengungsi Suriah pada akhir 2015. Sebuah eksodus terburuk sejak genosida Rwanda 20 tahun yang lalu.
Mencermati hal tersebut, Vice President ACT Insan Nurrohman mengatakan saatnya bangsa Indonesia hadir kembali mengekspresikan kepeduliannya atas nestapa yang menimpa warga Suriah.
“Saatnya kita hadirkan kepedulian bangsa Indonesia. Sudah ribuan jiwa melayang dalam perjalanan mencari suaka, amat aneh bahkan menggugat keimanan kita sebagai umat beragama, jika tidak melakukan apapun! Mempedulikan sesama itu, wujud kemanusiaan, tak peduli berarti melenyapkan kemanusiaan kita. Aksi kami hari ini, bagian dari matarantai penyelamatan kemanusiaan, bukan saja untuk pengungsi tetapi untuk rakyat Indonesia yang membiarkan tragedi kemanusiaan ini terjadi tanpa berbuat apa-apa. Maka, sebelum Yang Maha Kuasa mencabut kenikmatan, kehormatan bahkan kedaulatan kemanusiaan kita, bersama-sama, sejak hari ini dan seterusnya, kita tak akan abai lagi terhadap krisis kemanusiaan di mana pun,” seru Insan.*