Hidayatullah.com–Di antara kesalahan fatal dari pemahaman Syiah adalah meyakini bahwa Al-Qur’an adalah kitab suci palsu alias tidak asli dengan tuduhan 2/3 ayat-ayatnya telah hilang dan dibuang oleh para sahabat.
Demikian ulasan Dewan Pakar ASWAJA Center NU Jawa Timur, KH Mohammad Idrus Ramli ketika mengisi seminar ‘Bahaya Syi’ah dan Libralisme’ di PP Hidayatullah Surabaya, Ahad (01/11/2015) kemarin.
Menurut Idrus, pemaham Syiah dinilai sangat keliru. Sebab, bertentangan dengan apa yang menjadi keyakinan Sunni (Ahlus Sunnah).
Para ulama ahlu sunnah (Sunni) telah bersepakat bahwa Al-Qur’an yang ada saat ini, itu asli, tidak ada kekurang ataupun tambahan meskipun sehuruf.
Ia mengutip Syeikh Nawawi al Bantani, di mana beliau memisalkan, dalam kitabnya, Mirqat Shu’ud At-Tashdiq Syarh Sullam At-Taufiq, yang mengatakan, “Orang yang mengingkari satu ayat atau satu huruf Al-Qur’an, atau menambahkan satu huruf ke dalam Al-Qur’an, murtad ‘itiqadi,” jelas beliau.
Selain itu, imbuhnya, Al-Hafizh Abu Amr Al-Daani Al-Maliki Al-Asy’ari, juga berpendapat, “Orang yang menolak atau mengingkari satu huruf al-Qur’an adalah kafir. Orang yang meyakini terjadinya perubahan dalam al-Qur’an adalah sesat, menyesatkan, kafir, dan bermaksud membatalkan ajaran Islam,” urainya.
Dan yang pasti, tegasnya, Allah sendiri telah menjamin akan kemurnian al-Qur’an sebagaimana dikutip dalam firman-Nya, “Dialah yang menurunkan Al-Qur’an dan Dia juga yang akan menjaganya hingga hari kiamat kelak,” jelasnya, dengan mengutip al-Qur’an surat al-Hijr ayat 9.
Menurut Kiai Idrus, jika al Qur’an tidak dijaga oleh Allah sendiri kemurniannya, maka dengan sendirinya, Islam tidak lagi berfungsi sebagai rahmatan lil alamiin.
“Kemurnian Al-Qur’an itu justru bukti autentik bahwa Islam adalah agama rahmat bagi semesta alam”, pungkasnya.*/Khairul Hibri