Hidayatullah.com– Baitul Maal Hidayatullah (BMH) memberikan apresiasi kepada empat orang dai pedalaman yang telah lama bertugas di daerah pelosok Indonesia. Mereka diapresiasi dengan diberangkatkan umrah ke Tanah Suci.
Para dai yang dipilih berasal dari berbagai daerah. Yang pertama, Al-Jufri Muhammad. Ustadz lima orang anak ini sudah 21 tahun bertugas di pedalaman Papua. Berbekal keyakinan dan ketaatan, ia di antaranya telah bertugas di Nabire, Manokwari, Merauke, dan Jayapura.
“Tidak pernah terbayangkan bahkan mimpi juga tidak, namun mungkin inilah yang disebut intansurullah yansurukum. Uruslah agama Allah, maka Allah akan mengurusmu,” ujarnya ditemui kontributor hidayatullah.com di Depok, Jawa Barat, baru-baru ini.
Jufri, panggilannya, bercerita, berdakwah di Papua sangatlah menantang karena termasuk daerah yang unik. Ketika para misionaris sudah berfasilitaskan pesawat, para dai hanya bermodalkan keyakinan.
Namun ia bersyukur karena orang-orang Papua termasuk sangat baik penerimaannya terhadap ajaran Islam.
Dai Tunarungu
Dai selanjutnya, seorang pria yang selalu bersemangat, yaitu Ismail Kalosi. Walaupun sedang mengalami gangguan pendengaran, namun senyum tidak pernah lepas dari wajah bapak berumur 55 tahun ini.
Ismail mulai bertugas sebagai dai sejak Ramadhan 1982. Ia sudah melanglang buana ke berbagai daerah, seperti Bontang (Kalimantan Timur), Manado (Sulawesi Utara), hingga Sorong (Papua). Saat ini tugasnya di Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan.
“Berdakwah memang memiliki banyak risiko, namun risiko yang kita tanggung belum sebesar Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam,” ujarnya.
Kalimat itulah yang selama ini memotivasi Ismail dalam berdakwah di daerah berpuluh-puluh tahun. Sang istri, Darminah, sangat bersyukur bisa menemani suaminya berdakwah di Nusantara.
Ismail mengaku, dengan kekurangannya, ia tetap optimis menjalankan dakwah di bumi Nusantara ini. Baginya, sabar adalah kunci utama dalam dakwah.
Media ini mewawancarai Ismail secara tertulis, sementara ia menjawabnya dengan lisan. Ismail tidak bisa mendengar sejak terserang malaria ketika bertugas di Papua.
Berdakwah 32 Tahun
Sedangkan dai ketiga adalah seorang pria yang juga sudah melanglang buana berdakwah di seantero Indonesia. Ia adalah Damanhuri. Tempat dakwahnya sekarang di Kota Palembang, Sumatera Selatan. Ia di sana sejak tahun 1997.
Damanhuri pernah berdakwah di Tarakan (Kalimantan Utara), Lampung, dan Tanjung Redeb (Kaltim). Hingga kini, total masa dakwahnya sekitar 32 tahun.
Dai ini memiliki 6 anak laki-laki yang juga bertugas di berbagai daerah di Indonesia. Anak pertamanya, misalnya, Abdul Malik, bertugas di Kabupaten Pare–Pare, Sulsel.
Menurut Damanhuri, dakwah itu menyenangkan. Karena ia merasakan kenikmatan duniawi dan ukhrawi. Selama mengemban dakwah, ujarnya, ia selalu memegang prinsip, “Taat kepada pimpinan itulah keselamatan dunia akhirat.”
Dari empat dai yang mendapat apresiasi umrah oleh BMH, satu di antaranya berhalangan karena sedang sakit. Jufri, Ismail, dan Damanhuri tiba di Jakarta pada Sabtu (13/02/2016) dan telah berangkat ke Tanah Suci pada Senin (15/02/2016) siang.* Bilal Tadzkir