Hidayatullah.com– Akun media sosial (medsos) twitter daiyah Hj Umi Irena Handono, yang tegas menolak pemimpin non-Muslim, dipalsukan.
“Akun palsu tersebut memiliki username (nama pengguna) @ummi_lrena (huruf L kecil) –sekilas memang seperti huruf ‘i’ (besar), menggunakan DP foto Umi, dan gambar background foto kegiatan Umi,” terang Irena Handono melalui keterangannya di Bekasi, Jawa Barat, diterima hidayatullah.com, Jumat (23/09/2016).
Akun palsu ini hanya memiliki 84 pengikut (follower). Sedangkan, jelasnya, akun twitter asli milik Irena Handono adalah @ummi_irena yang punya sebanyak 66.400 pengikut (hingga Jumat ini sudah 67 ribu. Red).
Pada akun palsu tersebut, di atas username tertulis ‘DKI butuh Ahok’, sedangkan pada akun asli tertulis ‘Irena Handono’, jelasnya.
“Perlu kami sampaikan secara tegas bahwa Umi Irena Handono dan Yayasan Irena Center menolak pemimpin kafir untuk menjadi pemimpin bagi umat Islam.
Hal ini sebagaimana perintah Allah Subhanahu Wata’ala dalam al-Qur’an, ‘Hai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mengambil orang-orang kafir menjadi wali (pemimpin/pelindung) dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Inginkah kamu mengadakan alasan yang nyata bagi Allah (untuk menyiksamu)?’,” tegas Irena Handono mengutip terjemahan ayat 144 dari Surat An-Nisaa.
Manajemen Irena Center mendapat informasi soal pemalsuan itu dari salah seorang netizen saat meminta klarifikasi melalui WhatsApp, Selasa (20/09/2016).
Kronologi Terkait Pemalsuan
Berdasarkan hasil penelusuran tim Irena Center, ditemukan kronologi dan sejumlah fakta terkait pemalsuan tersebut.
Pada tanggal 23 Maret 2014, akun twitter palsu yang mengatasnamakan Irena Handono itu dibuat.
Kedua, menurut tim IT Irena Center, saat itu keberadaan akun palsu ini sudah diketahui dan telah diwaspadai. Saat itu belum ada tulisan “DKI butuh Ahok”.
Masih pada 23 Maret 2014, akun palsu itu mencoba menghasut netizen dengan mengunggah kalimat, “Alhamdulillah, akun @Irena_Handono sudah ter-suspend (tertangguhkan. Red). Akun yang masih membingungkan adalah @ummi_irena, astaghfirullah.”
“Padahal akun @ummi_irena adalah akun asli,” tegas Irena Handono.
Selanjutnya, masih pada tanggal tersebut, akun palsu itu membuat fitnah dengan mengicaukan kalimat, “Sibuk? Alhamdulillaah, banyak undangan dakwah dengan ceramah2 membawa SARA biar seru dan umi bisa makan lewat dakwah2 SARA! Subhahanallah”.
“Pada 10 Juli 2015 (akun palsu itu) membuat postingan terakhir,” terang Irena Handono.
Kemudian, pada tanggal 19 September 2016, jelas Irena Handono, akun palsu itu mulai beraktivitas kembali dengan mencantumkan tulisan “DKI butuh Ahok”.
Akun itu juga membuat kicauan-kicauan dan komen yang me-mention sejumlah netizen. Misalnya kicauan, “Assalamualaikum adinda @indrawan_x mari sukseskan pilgub DKI.”
Pada tanggal 20 September 2016, akun palsu tersebut membuat postingan yang meng-add Prof Yusril Ihza Mahendra di akun twitter-nya @Yusrilihza_Mhd.
“Terjadi kegaduhan, kami menerima banyak permintaan konfirmasi atas kebenaran akun ‘DKI butuh Ahok’ yang mengatasnamakan Umi Irena Handono. Permintaan konfirmasi tersebut melalui jalur pribadi WhatsApp dan facebook,” ungkap Irena Handono.
Menurut dia, akun palsu itu dibuat oleh orang atau sekelompok orang tak bertanggung jawab yang ingin memecah belah umat Islam di Indonesia.
Ia pun berpesan, “Hendaknya umat Islam senantiasa merajut ukhuwah, menghindari pecah-belah atau adu domba (oleh) musuh-musuh Islam. Dan bersama menegakkan syariat Islam secara kaffah. Hanya Islam saja yang mampu mengantarkan umat pada peradaban yang mulia.”*