Hidayatullah.com– Pendiri Yayasan Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi, Taat Pribadi (46), yang diduga melakukan penipuan bisa menggandakan uang, ditangkap polisi, Kamis (22/09/2016).
Ia ditangkap di padepokan di Desa Wangkal, Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, dalam penggerebekan yang melibatkan sekitar 2.000 personel gabungan polisi dan TNI.
“Yang Jelas lembaga ini bukan pesantren, tetapi padepokan. MUI Probolinggo akan segera mengkaji ajarannya,” ujar Ketua INFOKOM MUI Jatim A Kholis kepada hidayatullah.com, Jumat (23/09/2016) menyikapi kasus tersebut.
Taat Pribadi, yang merupakan DPO Polda Jatim sejak 21 September, resmi menjadi tersangka kasus pembunuhan terhadap dua orang dan diduga menjadi otak pelaku.
Kedua korban pembunuhan itu diduga pemilik uang yang menuntut dan mempertanyakan nasib yang dijanjikan akan digandakan oleh Taat Pribadi. Keduanya pernah belajar di padepokan itu.
Taat Pribadi selama ini disebut-sebut mampu mendatangkan uang secara gaib. Ia menjalankan modusnya sudah hampir 7 tahun. Korbannya pun dikabarkan sudah mencapai ratusan orang.
“Jika ada warga kabupaten/kota lain yang dirugikan terkait titipan ‘uang mahar’ yang katanya bisa berlipat-lipat, silakan segera melaporkan, disilakan juga ke MUI Kabupaten Probolinggo. Kami siap mengawal ke Polisi,” ujar A Kholis.
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Argo Yuwono mengatakan, sejauh ini polisi fokus pada kasus pembunuhan. Terkait laporan penipuan dan laporan lainnya, polisi melakukan pengembangan.

Taat Pribadi terpaksa dijemput paksa oleh ribuan petugas lantaran dipanggil tiga kali selalu mangkir.
“Dia diduga menjadi otak pembunuhan Abdul Gani, warga Semampir, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo. Dan Ismail, warga Kabupaten Situbondo. Ancaman hukumannya 15 tahun penjara dan bisa juga hukuman mati,” ujar Argo dikutip kompas.com.
Mayat Abdul Gani ditemukan di daerah Kabupaten Wonogiri beberapa bulan lalu. Sementara mayat Ismail ditemukan di Desa Tegalsono, Kecamatan Tegalsiwalan, Maret 2015.
Banyak Korban Belum Melapor
Berdasarkan informasi yang dihimpun hidayatullah.com, masih banyak masyarakat yang belum melapor sebagai korban dugaan penipuan itu. Minimnya alat bukti seperti bukti setoran membuat Taat Pribadi selalu lolos dari jeratan polisi.
Namun, pelan tapi pasti, Polda Jatim menangkap satu per satu koordinator Taat Pribadi di tiap kota di Jawa Timur. Penggerebekan pada Kamis itu disambut antusias oleh para korban dugaan penipuan Taat Pribadi. Ia ditangkap bersama 22 pengawalnya.
Modus dugaan penipuan oleh Taat Pribadi sangat rapi. Awalnya, aksi tipuan sulap dilakukan melalui rekaman video penggandaan uang. Video itu lalu disebar ke masyarakat dengan klaim bahwa dirinya diberi ilmu ganda uang dari Tuhan.
Kemudian, masyarakat yang ingin uangnya digandakan diharuskan membayar mahar, katanya untuk menyantuni anak yatim padepokan. Uang mahar dibayar per bulan dan tiap Taat Pribadi sedang butuh duit untuk acara. Seperti saat penobatan dirinya menjadi “Raja Probolinggo”.
Kerugian korban Taat Pribadi beragam. Dikabarkan ada yang mengaku habis puluhan hingga ratusan juta rupiah. Ada pula yang mati stres karena hartanya ludes tapi uang pencairan mahar tak kunjung cair.
Dikepung
Saat dilakukan penggerebekan, Kamis itu, tersangka otak pembunuhan ini tidak ditemukan di rumahnya. Petugas akhirnya melakukan pengepungan dan pencarian di sekitar padepokan selama sekitar 1 jam.
Tersangka Taat Pribadi pun ditemukan berbaur bersama pengikutnya. Saat ditangkap, tersangka mengenakan kaos warna ungu dan celana pendek warna hitam.
Penangkapan besar-besaran ini melibatkan pasukan gabungan dari Brimob Polda Jatim dan sejumlah jajaran polres. Para petugas mengenakan rompi anti peluru dan bersenjata lengkap. Polda juga mengerahkan sejumlah kendaraan taktis, water canon, dan barakuda.
“Untuk mengantisipasi terjadinya perlawanan (dari para pengikut tersangka. Red),” ujar Argo dikutip media lokal wartabromo.com.
Kata dia, penggerebekan dengan melibatkan banyak personel berdasarkan perkiraan intelijen. Polisi berupaya agar penggerebekan dan penjemputan paksa berlangsung aman terkendali.
Setelah ditangkap, Taat Pribadi kemudian dibawa ke Polda Jatim untuk menjalani proses penyelidikan. Sedangkan 22 pengawalnya diamankan Polres Probolinggo.*