Hidayatullah.com– Pihak kepolisian di jajaran manapun diminta melakukan tindakan antisipasi agar para anggotanya tidak menjadi korban minuman keras (miras) dan narkoba.
Hal itu disampaikan Ketua Gerakan Nasional Antimiras (GeNAM) yang juga Wakil Ketua Komite III DPD RI, Fahira Idris, menyikapi kejadian anggota Brimob dikabarkan bunuh diri usai pesta miras.
“Mungkin juga seharusnya dari pihak kepolisian itu ada semacam pemeriksaan juga kepada para anggotanya yang terindikasi, misalnya, suka mengonsumsi miras, narkoba, dan lain-lain sebagainya,” ujarnya kepada hidayatullah.com di Jakarta, Selasa (04/10/2016).
Sebelum itu, dalam keadaan mabuk akibat pengaruh miras, seorang Wakil Kepala Polsek diberitakan menodongkan pistolnya ke arah seorang warga, Senin (08/08/2016). [Baca: Wakapolsek Mabuk Todongkan Pistol ke Warga Dinilai Merendahkan Kepolisian]
Jadi, kata Fahira, jangan sampai kepolisian menunggu jatuhnya korban atau terjadinya peristiwa yang tidak diinginkan dulu, baru melakukan pemeriksaan atau tindakan lain.
Tetapi, tambahnya, kepolisian bisa melakukan antisipasi lebih dini dengan mengendus anggota Polri yang terindikasi mengonsumsi miras ataupun narkoba.
“Harus dilihat mungkin dari laporan-laporan sesama pertemanan (anggota polisi),” ujarnya.
Fahira mencontohkan, jika memang ada seseorang yang terindikasi punya kebiasaan-kebiasaan buruk seperti itu, harus dipanggil oleh badan kode etik atau semacamnya yang berwenang.
“Agar tidak kemudian terlanjur seperti (anggota Brimob bunuh diri) itu,” ujarnya menyarankan.
Kasusnya Masih Didalami
Diwarta media, Bripka Iwan Rudiyanto, anggota Brimob Polda DIY Detasemen B Sentolo, bunuh diri. Ia menembak kepala sendiri usai berpesta miras bersama teman-teman.
Peristiwa tragis itu terjadi di rumah temannya di Sindurejan, Purworejo, Senin (03/10/2016) sekitar pukul 23.00 WIB. [Baca: Polisi Bunuh Diri Usai Pesta Miras, Fahira: Pengingat buat Presiden dan Mendagri]
Kabid Humas Polda Jateng Kombes Djarod Padakova mengatakan, lembaganya masih mendalami aksi bunuh diri tersebut.
“Sepertinya karena pengaruh miras. Kami masih dalami tiga rekan korban”, ujar Djarod, Selasa (04/10/2016) dikutip CNNIndonesia.com.
Sementara, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Agus Rianto membantah jika korban melakukan bunuh diri. Melainkan memainkan senjata apinya hingga tertembak.
“Informasi yang saya dapat seperti itu, jadi bukan bunuh diri. Main-main begitu,” ujar Agus dikutip Detik.com.*