Hidayatullah.com–Hotel Mercure yang terletak di Jl. Raya Darmo siang tadi (25/3) didatangi sejumlah perwakilan dari ormas Islam se-Jatim yang tergabung dalam Forum Umat Islam (FUI). Kedatangan mereka guna memastikan apakah konferensi gay, lesbian, biseksual dan interseks betul-betul digelar.
“Kami hanya ingin memastikan apakah konferensi gay dan lesbian digelar atau tidak di Hotel Mercure,” turur ketua MUI Jatim bidang informasi dan komunikasi KH. Abdurrahman Aziz.
Aziz mengatakan, FUI Jatim sepakat menolak diselenggarakan acara tersebut. Menurutnya, tidak hanya ormas Islam, pihak kepolisian, baik Polwiltabes Surabaya maupun Polda Jatim juga tidak memberikan rekomendasi.
Kendati demikian, kata Aziz, tidak menutup kemungkinan pihak panitia konferensi akan tetap mengadakan entah di Mercure atau di tempat lain. Karena itu, kedatangan kami, menurutnya untuk memastikan saja. Dia menegaskan, acara gay dan lesbi tidak bisa diadakan di Surabaya apapun alasanya.
Sementara, Windiarto General Maneger Hotel Mercure mengatakan, pihaknya telah meng-cancel perijinan acara tersebut.
“Dengan berbagai asalan, kami tidak akan mengeluarkan ijin tempat,” tegas Windiarto.
Kepada hidayatullah.com, ketika ditemui di sela-sela audiensi dengan FUI mengatakan, awalnya pihak panitia gay hanya ingin melakukan meeting (pertemuan) saja.
“Nah, beberapa hari berikutnya, baru tahu jika mereka akan mengadakan konferensi gay dan lesbian,” terangnya.
Setelah itu, Windiarto lalu mengkonfirmasi pihak kepolisian. Ternyata, kepolisian pun tidak merekomendasikan acara tersebut. Karena itu, dia juga sangat berterimakasih jika FUI mau datang dan memberikan kabar.
Windiarto pun memastikan jika pihaknya tidak akan memberikan ijin. Dia mengatakan, pembatalan tersebut telah dilakukan termasuk transfer uang sedang dalam proses. Sebagai barang bukti, pihak hotel membuat surat resmi dengan matre seharga 6 ribu.
Pindah
Setelah menyasar Hotel Mercure, masa Forum Umat Islam (FUI) beralih ke Hotel Equator di Jl. Pakis Argosari. Di sana pun, pihak hotel tidak memberikan ijin acara tersebut.
H. CH. Ismui’ Chief Security hotel Aquator kepada hidayatullah.com mengatakan panitia konferensi gay memang sempat menyewa hotel tersebut. Namun, katanya bukan untuk konferensi gay. Karena sebelumnya mengetahui mereka akan mengadakan konferensi gay, maka pihak hotel tidak berani memberikan ijin.
Sementara, menurut sebuah sumber, untuk menghindari sweeping umat Islam, peserta gay beralih ke Malang.
Mahasiswa Surabaya
Sebelumnya pada pagi hati, BEM mahasiswa Unair dan ITS juga ikut menyuarakan keberatan acara ini. Mereka menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung DPRD Jatim.
“Jangan sampai kongres kaum gay dan lesbian itu ada di Surabaya,” ujar korlap aksi, Arif Fatchurrachman, dalam orasinya, di depan Gedung DPRD Jatim, Jalan Indrapura, Kamis (25/3/2010).
Arif menambahkan alasan HAM menggelar ILGA tidak bisa dibenarkan. Berdasar UU yang berlaku di Indonesia, HAM adalah hal yang sangat dijamin dalam kehidupan berbangsa dan setiap orang wajib menghormati hak orang lain. Namun tentunya HAM yang dimaksud adalah hak-hak yang tidak melanggar nilai-nilai dasar kemasyarakatan dan kepentingan khalayak publik. [ans/hidayatullah.com]