Hidayatullah.com—Tri Mumpuni, direktur eksekutif Institut Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan (IBEKA) yang giat membantu warga desa membangun fasilitas listrik secara mandiri, baru-baru ini mendapatkan penghargaan Ashden Awards atas jerih payahnya.
Ashden Awards diberikan oleh lembaga swadaya masyarakat di London, Ashden, yang peduli dengan energi ramah lingkungan. Salah satu penaung organisasi itu adalah bangsawan Inggris Pangeran Charles.
“Saya itu bersyukur karena ini merupakan sebuah pengakuan secara internasional, jadi semakin meneguhkan hati kita dan juga teman-teman di lapangan bahwa yang mereka kerjakan itu benar,” tutur Tri Mumpuni sambil meneteskan air mata, saat diundang wawancara di kantor BBC di London.
Itulah yang dianggapnya lebih penting, ketimbang hadiah 20.000 euro (sekitar 300 juta rupiah) yang diterimanya.
Sampai saat ini sudah ada 61 desa terpencil di berbagai wilayah Indonesia yang dapat menikmati penerangan listrik secara swadaya dengan bantuan Tri Mumpuni dan kawan-kawan. Di masa depan ia akan melakukan program serupa di Maluku dan Papua.
“Kalau kita melihat ada sungai, ada beda ketinggian sungai itu, ada cukup air yang mengalir di sungai tersebut, kita kemudian mengajak rakyat untuk melihat dan merencanakan secara bersama-sama. Nanti setelah bisa dibuat bangunan sipil yang sederhana, dipasang turbin,” jelasnya. “Jadi kita baru mau membangun kalau rakyatnya sudah disiapkan, disiapkan secara sosial maupun secara teknik. Artinya apa? Ada pelatihan, sehingga rakyat harus mampu mengoperasikan, mampu mengelola dan juga mampu merawat,” kata Tri Mumpuni menjelaskan bagaimana selama ini ia menjalankan program listrik mikrohidro itu di masyarakat.
Tri Mumpuni tidak hanya membangun listrik bertenaga air untuk masyarakat kecil di Indonesia. Dia ternyata baru kembali dari Rwanda, yang juga berminat mengaplikasikan teknologi mikrohidronya.
Sementara pemerintah Jepang meminta Tri Mumpuni untuk menggarap proyek serupa di pulau terpencil Filipina. Demikian lansir BBC (2/5/2012).*