Hidayatullah.com– Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI, Ustadz Bachtiar Nasir (UBN) mengatakan, Gerakan Shalat Shubuh Berjamaah merupakan masukan dari umat.
Ia menjelaskan, gerakan yang digelar serentak di sejumlah daerah di Indonesia pada Senin (12/12/2016) itu dicetuskan berdasarkan permintaan umat Islam yang sudah merebak (viral).
Dukung Gerakan Shalat Shubuh Berjamaah, Ketum MUI: Itu Bagus Sekali
“GNPF MUI itu tidak punya program, program GNPF MUI itu semuanya adalah apa yang menjadi usulan umat dan itu viral biasanya. Kita tebak dalam tempo 2-3 hari masih bertengger, itu sudah menjadi keinginan bersama setidaknya di angka 65 persen,” jelasnya dalam konferensi pers di Masjid Pusdai Jabar, Ahad (12/12/2016).
Gerakan itu merupakan usulan umat pertama yang viral setelah Aksi Damai 411 dan menjelang Aksi Super Damai 212 (Aksi Bela Islam III), lansir Islamic News Agency (INA).
Meskipun ada usulan lainnya, seperti aksi boikot stasiun TV, produk roti, dan minimarket tertentu, namun Gerakan Shalat Shubuh Berjamaah dinilai sebagai agenda yang paling penting.
Shalat Subuh Berjamaah Nasional yang Digagas GNPF-MUI Hari Ini Mirip Shalat Id
“Jadi menurut saya, revolusi saat ini sedang berjalan sebetulnya, tapi revolusi damai. Nah, apa yang menjadi titik tonggak dari sebuah revolusi damai sesungguhnya adalah shalat shubuh berjamaah ini,” ujarnya.
Jadi, berbicara revolusi jangan dianggap sesuatu yang menyeramkan. Gerakan shalat shubuh berjamaah, tambahnya, merupakan sebuah gerakan revolusi mental.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Pedri Kasman: Shalat Shubuh Berjamaah itu Revolusi Mental Sesungguhnya
“Karena Pak (Presiden) Jokowi bilang ‘Revolusi Mental’, jadi kita tinggal melanjutkan agenda Pak Jokowi saja. Tapi dengan mental yang lebih berisi tentunya dan dimulainya dari gerakan shalat shubuh,” terang UBN.* Ally Muhammad Abduh/INA