Hidayatullah.com– Detik-detik menjelang pemungutan suara, masyarakat diimbau mewaspadai adanya “serangan fajar” oleh pihak-pihak tertentu, yang mengiming-imingi atau memberi uang atau imbalan lain dengan mengampanyekan/ajakan memilih salah satu peserta pilkada.
Sesuai namanya, “serangan fajar” biasanya dilakukan pada pagi hari jelang warga mendatangi tempat pemungutan suara (TPS).
Rabu (15/02/2017) ini, pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak digelar di 101 daerah se-Indonesia termasuk DKI Jakarta.
Umat Islam DKI Diimbau Pantau Proses Pemilihan di Tiap TPS sampai Selesai
“Waspada dan siaga! Serangan fajar selalu jadi momok gawe politik di negeri ini, level daerah maupun nasional,” seru Direktur Centre for Strategic and Policy Studies (CSPS), Prijanto Rabbani, melalui akun media sosialnya di Twitter, @PrijantoRabbani, Rabu dinihari.
Sementara, masyarakat pengguna internet (netizen) lainnya menyerukan hal serupa. TorettoThea melalui akun @dody_hudiana, misalnya, menyerukan agar warga mewaspadai “serangan fajar”.
“…Awas Serangan Fajar Politik Uang Dalam Bentuk iTol dan Sajadah di DKI…,” kicaunya mengutip sebuah tautan berita tertanggal 14 Februari 2017.
Pantauan hidayatullah.com hingga Rabu pagi sekitar pukul 06.40 waktu di Jakarta, kicauan tentang “serangan fajar” masih menjadi salah satu tema yang paling tren dibahas (trending topic Indonesia).
“Tlg dijaga dan kawal teman2x semua yg d jkt waspada thdp serangan Fajar !! #PilkadaSerentak2017 #Muslimpilihmuslim,” kicau @denz1301.
“Serangan fajar sampai selesai pemungutan suara akan bergerilya terus… bagi-bagi tugas patroli. Kecurangan nampak di depan mata, betul?” kicau @mama_kucingB.
“Meski “Serangan Fajar” akan menjadi senjata terakhir yang paling AMPUH tapi ane yakin #AhokKalahJokowiTumbang,” tulis @Nusantara212.
Sementara, sejumlah netizen mengunggah foto yang disebut-sebut “serangan fajar”, yaitu tampak tiga lembar uang Rp 100.000 dan amplop bergambar salah satu pasangan calon Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta.*