Hidayatullah.com– Media massa diingatkan perannya dalam menjaga kestabilan bangsa Indonesia. Demikian disampaikan politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yang juga Gubernur Sulawesi Utara (Sulut), Olly Dondokambey.
Bendahara Umum PDIP itu berharap pers tidak melupakan semangat awal Reformasi, yaitu menyampaikan informasi menuju masyarakat sejahtera.
“Pers pada zaman Orde Baru merasa tidak bisa melakukan sesuatu yang baik dalam menyampaikan informasi ke masyarakat. Banyak media saat itu yang ditutup hanya karena ingin menyampaikan informasi yang benar,” ujar Gubernur Olly pada seminar “Jurnalistik Sehat, Tangkal Hoax” di Manado, Sulut, Jumat (17/03/2017) dikutip Antara.
Baca: “Pentingnya Kebebasan Pers, Jangan Larang Media yang Mengajak pada Keimanan”
Olly mengatakan, perubahan begitu cepat dalam dunia jurnalistik karena ditunjang dengan teknologi informasi. Namun, jangan melupakan semangat Reformasi bagaimana masyarakat ingin dapatkan informasi lebih awal dan benar.
Diketahui, belum lama ini sebuah media massa arus utama memberitakan tentang pelaksanaan hukum syariat Islam di Aceh, dimana judul dan sebagian isi berita itu -yang kemudian direvisi oleh redaksinya- dinilai berpotensi mengandung gesekan Suku, Agama, Ras, dan Antar golongan (SARA).
Baca: Penyabung Ayam Non-Muslim di Aceh Memilih Dihukum dengan Syariat Islam
Sebelumnya, pemberitaan banyak media massa terkhusus berbasis online soal jenazah almarhumah Hindun binti Raisman (78 tahun) yang meninggal di Karet, Setia Budi, Jakarta Selatan, Selasa (07/03/2017) lalu, dinilai sejumlah pihak banyak yang tidak benar atau dipelintir.
Dampak pemberitaan terkait jenazah Hindun -yang disebut-sebut oleh media ditolak untuk dishalatkan di mushalla itu, dirasakan sejumlah pihak setempat membuat renggang hubungan warga dengan keluarga Hindun.
“Akhirnya lingkungan jadi tidak kondusif,” ujar salah seorang petugas kepolisian berseragam preman saat ditemui hidayatullah.com di dekat rumah Hindun, Rabu (15/03/2017) lalu. Misalnya, ungkap polisi yang enggan menyebutkan identitasnya ini, terjadi kerenggangan hubungan antara keluarga Hindun dengan imam mushalla tetangga Hindun. Padahal, menurutnya selama ini baik-baik saja.
Baca: Terkait ‘112’, Sejumlah Stasiun TV Diungkap Beritakan Hoax di Hari Pers
Pers Diharapkan Mencerdaskan Masyarakat
Olly mengatakan, di era Orde Baru selalu diatur-atur dan demokrasi tidak berjalan seperti yang diharapkan.
“Karena itu, kemajuan teknologi informasi yang merambah hingga dunia jurnalistik tidak sampai melupakan semangat awal Reformasi,” ujarnya lansir kantor berita itu.
Media di era sekarang, seakan berkembang tanpa kontrol, apa yang mau ditulis segera bisa terpublikasi walaupun terkadang mengabaikan kaidah-kaidah jurnalistik. Karena itu, Olly berharap, informasi yang disebarkan media massa mampu menjaga kestabilan bangsa dan negara, asas-asas demokrasi, profesional, dan menegakkan supremasi hukum.
“Jurnalis harus mengobarkan semangat mendukung pemberantasan korupsi. Korupsi menghambat pembangunan, karena pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat,” ujar Olly.
Politisi dari partai penguasa saat ini tersebut berharap, pers terus mengasah kompetensi, sehingga bisa mencerdaskan masyarakat dengan menghasilkan karya-karya jurnalistik yang benar dan terkonfirmasi.
Baca: Ada Hoax “Putri Arab Berbusana Bali”, LKBN Antara Komitmen Perangi Berita Bohong
Diberitakan hidayatullah.com, awal Maret ini, sejumlah media massa yang dikenal pro pemerintah sempat mewartakan berita bohong (hoax) “putri Arab Saudi berbusana penari Bali” yang bersumber dari media sosial.
Hoax ini sempat menyebar luas (viral) di medsos di sela-sela kunjungan Raja Salman bin Abdul Aziz Al-Saud dari Arab Saudi ke Bali, Indonesia. Padahal, wanita yang disebut “putri Arab Saudi” tersebut adalah seorang pramugari asal Inggris.*