Hidayatullah.com– Sebanyak ribuan warga Sulawesi Selatan menjadi korban kerusuhan di Wamena, Ibu Kota Jayawijaya, Papua yang terjadi pada Senin (23/09/2019) lalu.
Tercatat hingga saat ini tercatat sebanyak 24 warga Sulsel yang meninggal dunia akibat kerusuhan berdarah itu. Sementara jumlah pengungsi Sulsel mencapai 1.300 jiwa.
Menurut Ketua Kerukunan Keluarga Sulawesi-Selatan (KKSS) Mansur, kondisi di Wamena saat ini berlahan baik. Sejumlah masyarakat sudah kembali beraktivitas. Akan tetapi, kaum ibu dan anak-anak masih merasakan trauma akibat kerusuhan. Banyak di antara mereka yang tak mau kembali lagi ke Wamena lagi.
Mansur menyebut, masyarakat yang keluar dari Wamena kebanyakan kaum ibu dan anak-anak yang trauma melihat peristiwa yang terjadi dan kondisi rumah mereka terbakar. Sementara sebagian warga bertahan untuk menjaga rumah-rumah mereka.
Warga Sulsel ditampung di rumah-rumah tongkonan warga, di asrama Lanud 751 Jayapura, dan Rindam Jayapura. Sebagian warga lainnya ditampung sementara di rumah keluarga masing-masing.
“Kondisi terakhir di Wamena sudah aman dan kondusif. Aktivitas masyarakat sudah mulai berjalan sejak hari ini,” ujarnya kutip INI-Net, Senin (30/09/2019).
Menurut Mansur, Ketua BPD KKSS Jayawijaya di Wamena membuat posko dan dapur umum untuk melayani semua warga masyarakat di penampungan, baik yang ada di Kodim dan Polres Jayawijaya.
Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah menyampaikan duka atas meninggalnya sebanyak 24 orang warga Sulsel akibat kerusuhan berdarah di Wamena.
“Kita turut berduka atas meninggalnya beberapa saudara-saudara kita. Saya dapat laporan sekitar 24 orang saat ini meninggal, untuk kita ikut berduka,” ujarnya semalam, Ahad (29/09/2019).
Gubernur Nurdin menyampaikan bahwa perlahan-lahan situasi mulai kondusif dan juga beberapa pengungsi dari Wamena ke Jayapura serta ada juga yang mengungsi di tempat lain.*