Hidayatullah.com–Peneliti Psikologi Saraf (Neuropsychology), Ihshan Gumilar, MA mengatakan film Film Beauty and The Beast tayang di bioskop Indonesia telah mempropagandakan karakter homoseksual implisit.
Bila pesan film disampaikan secara implisit, lanjutnya, maka itu justru akan masuk ke sub conscious memory (antara alam sadar dan tidak sadar) seseorang.
“Ini (pesan) biasanya akan selalu terus terngiang-ngiang dalam kepala seseorang,” jelasnya kepada hidayatullah.com melalui sambungan telepon, Selasa (21/3/2017).
Baca: Teror LGBT
Ia sangat khawatir bila film itu ditonton oleh anak-anak. Sebab dapat mengganggu perkembangan dan merusak pola pikir mereka.
“Anak lambat laun ketika sampai dia besar mengenali prilaku homoseksual seolah sebagai hal yang normal,” ungkapnya.
Dosen psikologi ini juga mengungkap, banyak kasus orang setelah menonton film homoseksual, menjadi homoseksual.
Ia menceritakan, ada mahasiswa yang mengaku kepadanya memiliki orientasi homoseksual, karena waktu SD sering menonton film adegan homoseksual.
Baca: Prostitusi Homo Terbongkar, Guru Besar IPB Ingatkan Waspada LGBT
Namun, kata Ihshan, bukan berarti anak-anak yang menonton Film Beauty and The Beast hari ini, menjadi homoseksual minggu depan atau bulan depan. Melainkan efeknya jangka panjang ketika mereka besar nanti. Karenanya, ia menyarankan untuk tidak usah menonton film itu.
Terakhir, ia mengingatkan Lembaga Sensor Film (LSF) untuk memotong adegan Film Beauty and The Beast yang menjurus kepada prilaku homoseksual.
“Kalau tidak, mungkin mereka punya orientasi yang mereka anggap lebih penting daripada menyelamatkan jiwa anak-anak Indonesia,” ujarnya.*/Andi