Hidayatullah.com– Kasus peretasan WhatsApp oleh NSO Group, perusahaan dari Israel, yang dikabarkan melibatkan nomor seluler dari Indonesia, disikapi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika.
Pihak Kemkominfo mengaku akan bekerja sama dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) untuk mengatasi kasus peretasan WhatsApp oleh perusahaan dari Israel tersebut.
”Hal-hal yang geostrategis tentu kita harus berbicara dengan lembaga yang berkompeten, yaitu BSSN,” ujar Menkominfo Johnny G Plate setelah rapat dengan Komisi I DPR RI di Jakarta, Selasa (05/11/2019).
Kemkominfo sedang memeriksa kasus peretasan tersebut dan terus berkomunikasi dengan BSSN untuk bertukar informasi soal kasus peretasan ini.
“Langkah selanjutnya, yang berkaitan dengan geostrategis, BSSN yang memiliki tugas,” sebut Menkominfo Johnny kutip INI-Net.
Kasus peretasan itu pun sempat disinggung pada rapat kerja Kominfo dengan Komisi I DPR RI. Akan tetapi, peserta rapat menganggap jawaban atas kasus tersebut tidak perlu diberikan pada Selasa kemarin.
Diketahui, WhatsApp menuntut NSO Group, perusahaan teknologi asal Israel, karena membuat perangkat lunak spyware yang disisipkan ke server WhatsApp untuk meretas sejumlah pengguna mereka.
Diduga perangkat lunak itu berdampak pada 1.400 pengguna antara lain di AS, Uni Emirat Arab, Bahrain, Meksiko, India, dan Pakistan.
Pejabat senior pemerintahan di sejumlah negara, terutama negara yang bersekutu dengan Amerika Serikat (AS), diduga menjadi korban kasus peretasan tersebut.
India menyatakan korban peretasan termasuk wartawan, pengacara, akademisi, dan pembela komunitas Dalit di India. Sejumlah media massa mengabarkan peretas memakai nomor asal Indonesia pada kasus ini.*