Hidayatullah.com– Mahasiswa berinisial SHS, yang telah menghina Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi, mengakui ucapan penghinaannya berpotensi memecah belah keutuhan bangsa Indonesia.
“Saya telah menyadari bahwa kata-kata saya tidak sesuai dengan prinsip-prinsip dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia, Pancasila, dan Undang-Undang Dasar 1945,” ujarnya dalam surat pernyataan permohonan maafnya, baru-baru ini.
Gubernur NTB Zainul membenarkan bahwa SHS, pria beretnis keturunan itu, telah meminta maaf padanya.
“Surat permohonan maaf itu benar,” ujarnya saat dikonfirmasi kontributor hidayatullah.com di NTB, kemarin.
SHS dalam surat itu menyatakan, “Saya juga berjanji untuk tidak akan mengucapkan lagi kata-kata yang dapat menimbulkan keretakan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.”
Baca: Penghinaan terhadap Gubernur NTB, TGB Zainul Majdi: Sabar!
Mahasiswa non-Muslim yang mengaku kelahiran Jakarta dan berkewarganegaraan Indonesia ini juga menyampaikan terima kasih atas Zainul dan istrinya, Erica Zainul Majdi, yang tidak menempuh jalur hukum dalam penyelesaian masalah itu.
“Serta memberikan saya maaf atas kekhilafan saya menyebut kata-kata yang tidak pantas, yaitu: ‘Dasar Indo, Dasar Indonesia, Dasar Pribumi, Tiko’,” ujarnya.
Ucapan itu ia akui dilontarkan pada saat terjadi kesalahpahaman ketika bersama-sama antre untuk check-in di depan konter Batik Air Bandara Internasional Changi, Singapura, Ahad (09/04/2017) sekitar pukul 14.30 waktu setempat.
Surat pernyataan itu ia tandatangani di atas materai 6.000 pada hari itu juga setibanya di Bandara Internasional Soekarno Hatta, Cengkareng, Tangerang, Banten.
Gubernur Zainul meminta masyarakat Indonesia tidak terprovokasi dan tidak memprovokasi atas kejadian tersebut. Ia meminta masyarakat bersabar dan tetap tenang.* SKR, ZK