Hidayatullah.com– Ceramah dai muda Felix Siauw bertemakan “Cinta Mulia”, yang sedianya digelar pada Ahad (30/04/2017) di kampus Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur, dibatalkan oleh rektor. Alasan pembatalan itu tidak dijelaskan oleh rektor kepada panitia acara, kata Felix.
Dai keturunan Tionghoa ini mengaku bingung, mengapa pengajian tentang cinta, pra nikah, dan pergaulan anak muda ditentang oleh rektor. “Ada apa?” herannya dalam pantuan hidayatullah.com diungkapkannya di laman media sosialnya.
Tidak dapat tempat di kampus, panitia lalu berinisiatif memindahkan acara ke tempat lain, di salah satu hotel yang ada di Malang.
Baca: Felix Siauw: Beda Pendekatan Dakwah Soal Kepemimpinan Tak Boleh Sebabkan Perselisihan
Digelarlah pengajian di sana pada jam 8 pagi. Felix memulai ceramahnya jam 8.30 WIB. Pada jam 10.30 WIB, ceramahnya terhenti. Sebab tiba-tiba pihak hotel datang, meminta agar pengajian dibubarkan karena katanya tidak memiliki izin kepolisian.
Saat itu, Felix melihat sudah ada sekitar 10-20 polisi di sana. Dipaksa bubar, panitia acara mengalah dan meminta Felix memimpin doa sebelum pengajian bubar. Namun, kata Felix, Kasat Intel Polres Malang malah melarangnya berdoa.
“Oh tidak perlu, tidak perlu ada doa. Langsung dibubarkan saja,” kata Felix meniru ucapan polisi tadi.
Felix pun mengalah. Ia hanya menutup pengajian dengan doa kafaratul majelis. Pengajian akhirnya bubar dengan damai.
Setelah bubar, panitia acara dan Felix bertanya kepada pihak kepolisian, mengapa pengajian tadi dibubarkan?
Ternyata, kata Felix, polisi mengaku ditekan oleh ormas tertentu yang belakangan ini terkenal karena membubarkan pengajian dan membela penista agama.
Felix sangat menyayangkan kejadian ini.
“Lho kok seolah-olah Indonesia ini sudah tidak jadi negara hukum. Tapi seolah-seolah jadi seperti negara yang berhukum rimba. Siapa yang kuat, siapa yang banyak, dia bisa menyetir apa yang dianggap benar dan apa yang dianggap salah. Lalu dimana hukum di situ?” ungkapnya di akun Facebooknya, kemarin.* Andi