Hidayatullah.com–Bangsa Indonesia dianggap sebagai wilayah yang paling aman dan nyaman di antara negara berpenduduk beragama Islam mayoritas lainnya untuk melaksanakan kegiatan ibadah umat Islam, terutama di bulan Ramadhan. Situasi Indonesia dirasakan kondusif untuk hal itu.
Demikian dikatakan Ketua Majelis Dialog Peradaban dan Antar Keyakinan Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Prof DR Nasaruddin Umar MA, di Jakarta, saat acara buka puasa bersama ICMI di kediaman mantan Presiden BJ Habibie, Selasa (06/06/2017).
Nasaruddin mengatakan, Indonesia harus mempertahankan nilai keindonesiaanya hingga kapanpun. Bahkan Nasaruddin beranggapan, Islam akan selalu di cap agama teroris dan kekerasan oleh masyarakat internasional bila tidak ada Indonesia.
“Di negara lain mana ada perempuan yang berani pergi sholat terawih. Di sini ada yang datang jauh-jauh, bahkan tanpa muhrimnya. Kalau Anda sudah memiliki negara yang bagus dan ideal, jangan di acak-acak lagi,” ujar Nasaruddin.
Baca: ICMI dan GBN Jabar Gelar Diskusi Politik dan Kebangkitan Umat Islam
Menurut Nasaruddin, Indonesia yang besar penduduk muslimnya ternyata dapat pararel dengan moderenisasi. Termasuk soal perekonomiannya yang tumbuh fantastis di antara negara-negara Islam lainnya.
“Jadi kita tidak harus menyerupai diri menjadi orang Arab agar the best muslim. Tetaplah menjadi orang Jawa, Bugis, Sumatera dan seterusnya. Tetapi pada waktu yang bersamaan bisa menjadi the best muslim,” tutur Nasaruddin.
Nasaruddin juga menyarankan agar ICMI merumuskan konsep peradaban kebudayaan kepada dunia Internasional. Nasaruddin beranggapan, sudah saatnya membawa Indonesia menjadi kiblat peradaban Islam masa depan.*