Pernyataan ini disampaikan Presiden Joko Widodo pada pleno Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-31 yang diselenggarkaan di Manila, Filipina, pada Senin.
“Segera diselesaikan dan diimplementasikan,” desak Presiden di depan kepala negara ASEAN yang hadir lansir Anadolu Agency.
Baca: Presiden Jokowi Desak Myanmar Hentikan Kekerasan terhadap Etnis Muslim Rohingya
Presiden pun meminta negara-negara ASEAN untuk segera bertindak mengatasi permasalahan yang dialami Muslim Rohingya. Sebab, kata dia, krisis kemanusiaan yang terjadi di Rakhine, Myanmar, itu telah menjadi perhatian dunia internasional.
“Kita juga tidak dapat berdiam diri,” tegas Joko Widodo.
Untuk mengatasi krisis kemanusiaan ini, kata dia, harus ada kepercayaan dan solidaritas di antara negara anggota ASEAN. Jika semakin lama dibiarkan, akan berdampak pada keamanan dan stabilitas kawasan, termasuk munculnya radikalisme dan perdagangan manusia.
“Kita harus bergerak bersama. Myanmar tidak boleh tinggal diam, ASEAN juga,” tambah Presiden.
Baca: Krisis Rohingya, Presiden Jokowi Diminta Bersikap Tegas kepada Myanmar
Presiden juga berharap agar The ASEAN Coordinating Centre for Humanitarian Assistance on disaster management (AHA Centre) dapat memperoleh akses secara penuh untuk membantu.
“Kegiatan AHA Centre di Myanmar akan baik bagi Myanmar dan ASEAN,” ucap Presiden.
Di akhir pidatonya, Presiden menegaskan sekali lagi bahwa krisis kemanusiaan di Rakhine perlu segera diselesaikan.
“Dan akan baik jika ASEAN menjadi bagian penyelesaian masalah. Kita harus buktikan kepada masyarakat kita dan dunia bahwa kita mampu menangani masalah kita,” ujar Presiden.*