Hidayatullah.com — Polisi telah menangkap tiga pimpinan cabang Khilafatul Muslimin atas dugaan penyebaran berita bohong dan percobaan makar. Hal itu terkait aksi konvoi dan seruan ‘Kebangkitan Khilafah’ di wilayah Brebes, Jawa Tengah pada Senin (6/6/2022).
“Tiga orang yang diamankan yaitu GZ selaku pimpinan cabang Jamaah Khilafatul Muslimin, serta DS dan AS yang merupakan pimpinan ranting jemaah Khilafatul Muslimin,” kata Kabid Humas Polda Jateng Kombes Iqbal Alqudussy kepada wartawan, Senin (6/6/2022).
Iqbal mengatakan bahwa jemaah Khilafatul Muslimin itu membagikan pamflet dan selebaran berupa nasihat atau himbauan untuk mendirikan khilafah kepada masyarakat di Brebes beberapa waktu lalu.
Iqbal mengatakan aksi tersebut dilakukan pada Minggu 29 Mei sekitar pukul 10.00 WIB. Total terdapat 40 sepeda motor yang melakukan konvoi dan membagikan pamflet kepada masyarakat.
Polisi lantas melakukan penyelidikan dan pendalaman terkait perkara tersebut. Menurut Iqbal, pihaknya sudah memeriksa sejumlah saksi hingga ahli.
“Sebanyak 14 saksi telah dimintai keterangan, termasuk diantaranya saksi ahli bahasa, ahli agama, ahli sosiologi ahli hukum pidana. Polisi juga memeriksa saksi dari MUI, Kemenag, dan Kesbangpolinmas, hasilnya 3 orang yang yang dianggap bertanggung jawab atas aksi tersebut diamankan petugas dan ditetapkan sebagai tersangka,” jelasnya.
Polisi, kata Iqbal, turut mengamankan sejumlah barang bukti dari tersangka seperti pamflet, spanduk, baju bertuliskan Khilafatul Muslimin hingga beberapa dokumen dan buku terkait khilafah.
Iqbal mengatakan bahwa upaya penegakan hukum itu merupakan langkah tegas Korps Bhayangkara dalam menindak pihak yang berniat mengganti ideologi Pancasila dengan ideologi lain.
Atas perbuatannya para tersangka dijerat dengan Pasal 14 ayat 1 dan atau Pasal 15 UU Nomor 1 tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana, dan pasal 107 jo Pasal 53 KUHP dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara.
Amir Kelompok Khilafatul Muslimim DKI Jakarta Abudan sendiri mengaku pihaknya berada di balik konvoi motor dengan membawa tulisan ‘Kebangkitan Khilafah’ di beberapa wilayah di Pulau Jawa baru-baru ini.
Namun, menurut Abudan, kegiatan konvoi motor untuk syiarkan khilafah itu sama sekali tak memiliki tujuan untuk mengganggu ketertiban dan keamanan negara. Menurutya, kegiatan itu sebagai sarana untuk tukar pikiran dan pendapat tentang khilafah yang sebetulnya bukan untuk merebut kekuasaan negara. Melainkan semata-mata untuk tujuan ibadah.
“Apakah ini akan mengganggu Ketertiban, mengganggu keamanan? Tidak sama sekali. Justru keinginan kami bisa audiensi, bisa tukar pikiran dan pendapat bahwa kami khilafah bukan merebut kekuasaan, bukan bicara berkuasa. Bukan,” kata dia, Selasa (31/5/2022).
“Bahwa ada komentar-komentar bahwa ‘khilafah harus dibasmi karena bertentangan ideologi’. Tidak seperti itu. Kita tak bercita-cita ingin merongrong wibawa negara. Tidak sama sekali. Kita mau merebut kekuasaan? tidak sama sekali. Kita bagaimana mau wujudkan Islam rahmatan lil alamin,” tambahnya.*