Hidayatullah.com– Ketua Steering Committee Muktamar As’adiyah XIV Hamzah Haruna Rasyid mengatakan, Muktamar XIV As’adiyah yan digelar di Asrama Haji Balikpapan, Kalimantan Timur, 11-13 November 2017, meneguhkan nilai-nilai wasathiyah dalam bingkai kebinekaan.
Hamzah mengatakan, pihaknya mengajak kepada tokoh masyarakat dan pemuka agama untuk tampil memotivasi masyarakat agar menciptakan budaya damai di tengah-tengah masyarakat.
“Sebagaimana kita ketahui Indonesia merupakan negara yang terdiri dari beragam masyarakat yang berbeda baik dari segi agama, suku, ras, kebudayaan, adat istiadat, dan bahasa,” katanya seperti dilansir laman As’adiyah Pusat, Senin (13/11/2017).
Baca: Indonesia Dinilai Perlu Tunjukkan Islam Wasathiyah kepada Dunia
Lanjut Hamzah, dengan keragaman masyarakat Indonesia yang sangat plural, menjadi tantangan bagi seluruh warga negara untuk mempersatukan bangsa negara Indonesia menjadi satu kekuatan yang dapat menjunjung tinggi perbedaan dan keragamannya.
“Salah satu langka yang objektif adalah melalui pendidikan budaya damai yang ditanamkan kepada seluruh generasi, salah satu antaranya peran pondok pesantren untuk menegakkan nilai nilai kedamaian,” ungkapnya.
Sebagaimana dilaporkan, ribuan peserta mengikuti Muktamar ke-14 As’adiyah yang digelar di Asrama Haji Kota Balikpapan. Peserta terdiri dari Pengurus Besar (PB) As’adiyah, alumni Pondok Pesantren As’adiyah, pengurus cabang As’adiyah dari seluruh Indonesia, serta simpatisan.
Pembukaan Muktamar ditandai dengan pemukulan gong oleh Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama, Kamaruddin Amin, didampingi Ketua Umum PB As’adiyah AG Prof Dr M Rafii Yunus Martan.
Pembukaan Muktamar ini turut dihadiri Wakil Gubernur Sulsel Agus Arifin Nu’mang, Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar, Ketua DPRD Kaltim M Syahrun, dan Kapolda Kaltim Irjen Pol Safaruddin.
Di penghujung Muktamar, Rafii Yunus Martan kembali terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum PB As’adiyah. Dilanjutkan pemilihan formatur dan terpilihlah 9 orang sebagai formatur; Riyadi Hamda, Agustang Ranreng, Hamzah Harun Al Rasyid, A Syahruli Ali, Syahruddin, Kamaluddin Kasim, M Idman Salewe, Marjuni, dan Syahrir Langko.
Perkumpulan As’adiyah adalah perserikatan yang mewadahi alumni dan simpatisan Pondok Pesantren As’adiyah Wajo, Sengkang, Sulawesi Selatan. Pesantren As’adiyah Sengkang dikenal sebagai salah satu lumbung ulama di Sulsel.
As’adiyah atau Madrasah As’adiyah merupakan jelmaan dari Madrasatul Arabitaul Islamiyah (MAI) yang didirikan oleh Anregurutta KH HM As’ad pada Mei tahun 1930. KH M As’ad adalah putra pasangan H Abd Rasyid dan Sitti Shalehah seorang ulama berdarah Bugis Wajo yang menetap di tanah suci Makkah.
Sejak berdirinya Perkumpulan ini sudah menelurkan ribuan alumni, ada yang muballigh hingga imam masjid. Tidak sedikit alumninya yang mendirikan pondok pesantren atau akademisi.*