Hidayatullah.com– Menteri Agama RI, Lukman Hakim Saifuddin, menyatakan, karakter santri adalah mendamaikan.
“Kita tidak pernah mendengar dan membaca sejarahnya bahwa santri itu tawuran,” ucapnya dalam Diskusi Terbuka “Tantangan dan Program Strategis Kemenag di Tahun Politik”, Senin (29/01/2018).
Acara itu dalam rangkaian Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Kemenag digelar pada Senin hingga Rabu (31/01/2018) di Hotel Grand Sahid, Sudirman, Jakarta.
Baca: Hari Santri Nasional, Mengingatkan “Resolusi Jihad” Bela NKRI
Menag menambahkan, santri punya kesadaran tinggi berdasarkan esensi agamanya. Karena baginya santri berbeda dengan pelajar.
“Pelajar itu adalah mereka yang menimba ilmu dan mengasah keterampilan dan rasa kepekaan sosial, yang semuanya itu dilaksanakan untuk mendapatkan wawasan rasa keterampilan dan sikap, tapi juga mewujudkan kerukunan di tengah masyarakat,” jelasnya.
Rakernas diikuti para pejabat eselon I dan II Kemenag pusat, pimpinan Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri, Kakanwil Kemenag dan Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kemenag.* Zulkarnain