Hidayatullah.com– Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin berharap para penghafal al-Qur’an menjadi role model (panutan) bagi umat, utamanya dalam pemahaman dan pengamalan. Pesan ini disampaikan Menag saat menutup Musabaqah Hafalan al-Qur’an dan Hadits (MHQH) ke-10 di Kantor Kementerian Agama, Jakarta.
“Para huffaz (penghafal) kiranya dapat menjadi teladan dan motor kebajikan di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara,” tegas, Kamis (22/02/2018) lansir Kemenag.
Baca: Siswa Penghafal Quran di Kota Padang Peroleh Keistimewaan
Menurut Menag, dakwah ke depan dihadapkan pada tantangan ekstremisme. Salah satu faktor munculnya ekstremisme adalah pemahaman yang dangkal dan parsial terhadap teks atau nash al-Qur’an dan Hadits. Pemahaman yang komprehensif terhadap ajaran Islam harus menggabungkan antara hafalan dan pemahaman, antara teks dan konteks.
“Saya mengimbau, para peserta MHQH agar tidak puas dengan sebatas hafalan saja, mestinya harus diperkuat dengan pemahaman dan pemaknaan melalui teks kitab-kitab tafsir sebagai rujukan memahami teks al-Qur’an, baik kitab-kitab salaf maupun mu’ashir (kontemporer),” pesan Menag.
Baca: Sambut Ramadhan, Bumi Tahfidz Gunung Binjai Wisuda Penghafal Quran
Menag juga mengajak peserta MHQH untuk meneladani para pendahulu dalam menjaga keharmonisan, hubungan kemanusiaan tanpa membedakan suku, agama, dan budaya yang ada.
Ia mengatakan, ulama terdahulu sangat berjasa dalam mengajarkan dan menyebarkan Islam ke seluruh dunia, termasuk ke Nusantara. Mereka mengakomodir kebudayaan lokal yang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip ajaran Islam. Mereka dapat hidup berdampingan secara harmoni bersama masyarakat dengan latar belakang etnis dan agama yang begitu beragam.
Baca: Hafalan Al Quran-Hadis Ditutup, Indonesia Diharap Bangga Generasi Penghafal Quran Indonesia
“Ini adalah pelajaran yang sangat berharga bagi bangsa ini yang harus kita lestarikan bersama,” ujar Menag.
“Saya berharap, gelaran MHQH ke-10 mampu memberikan rahmat dan keberkahan, terutama bagi kedua negara, dan bagi negara-negara di dunia, serta menjadi motivasi yang kuat dalam meningkatkan kualitas pemahaman dan pengamalan pesan-pesan al-Qur’an dalam kehidupan umat yang nyata,” ujar Menag.*