Hidayatullah.com– Sekjen Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) yang juga Ketua GNPF Ulama pada Aksi Bela Islam 2016 lalu, Ustadz Bachtiar Nasir (UBN), mengatakan, tudingan yang menyebut umat Islam kerap memproduksi hoax lewat isu “Muslim Cyber Army (MCA)” adalah tidak benar.
Diketahui, MCA yang sebenarnya muncul terkait Aksi Bela Islam tersebut menyikapi kasus penistaan agama oleh Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
UBN menjelaskan, MCA hanyalah sebutan untuk umat Islam yang memiliki ghirah membela agama dan kitab sucinya melalui dunia maya. Dan itu, katanya mencontohkan, bisa ibu-ibu yang memakai daster di rumah.
“Bahkan ibu-ibu bisa lebih galak karena ngetiknya dengan perasaan,” ujarnya berseloroh kepada hidayatullah.com di AQL Islamic Center, Jakarta, Senin malam (05/03/2018).
Baca: “Penangkapan MCA Palsu Besar Kemungkinan karena Kecewa Kekalahan Politik”
UBN mengibaratkan MCA seperti aliran sungai yang bermuara pada satu tempat, tapi tidak ada bentuknya, dalam artian tidak ada bentuk organisasi, struktur, ketua, dan sebagainya.
“Hanya karena ghirah (semangat) yang sama,” tegasnya.
UBN menyebut, oknum yang disebut-sebut sebagai “MCA” dan ditangkap aparat kepolisian adalah penunggang.
Hal itu, terangnya, karena netizen (warganet) Muslim tidak menyebarkan hoax atau kabar palsu. Sebab, dalam Islam kaum Muslimin dianjurkan untuk k senantiasa melakukan tabayun (klarifikasi atau cek dan ricek).
“Agama melarang fitnah, biasakan tabayun, dan sebagainya,” tutupnya.*