Hidayatullah.com– Melihat tragedi yang terjadi di Suriah, khususnya Ghouta Timur yang ramai diperbincangkan saat ini, paling efektif menggunakan perpektif keimanan, tidak sekedar kemanusiaan dan geopolitik.
Hal itu disampaikan aktivis kemanusiaan Ahyudin dalam acara “Ngrobrol Kemanusiaan Selamatkan Ghouta” di Kemang, Jakarta, Kamis (08/03/2018).
Menurutnya, berdasar Hadits Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wassalam, bahwa memang disebutkan zaman sekarang adalah masa penguasa yang menggigit dan dzalim.
“Ini memang fase akhir zaman. Tragedi yang terjadi di Ghouta merupakan ayat kauniyah yang harus dibaca, dipahami, dan disikapi,” ujar Presiden Aksi Cepat Tanggap ini.
Kemampuan membaca dan memahami fenomena tersebut, sambungnya, tergantung keimanan seseorang. Namun, ia menilai, peristiwa seperti Ghouta adalah cara Allah mengingatkan dan membangkitkan kembali iman kaum Muslimin.
Karenanya, ia menyebut, jika berharap pada kekuasan dunia untuk menyelesaikan tragedi Ghouta, maka tidak akan selesai.
“Untuk itu harus bertanya pada Sang Khaliq, Yang Maha Kuasa, tempat yang paling tepat dirujuk,” ungkapnya.
Tragedi Suriah termasuk Ghouta, lanjutnya, juga adalah cara Allah Subhanahu Wa Ta’ala menjadikan kembali kepada manusia seutuhnya. Ia menyatakan, sesungguhnya manusia yang tidak bergetar melihat tragedi kemanusiaan di Suriah bukanlah manusia.
“Walaupun semua memiliki perasaan kemanusiaan. Perspektif iman paling efektif memahami ini semua. Ini cara kita meneguhkan ketaqwaan dan cara kita memenangkan peradaban,” tegasnya.*