Hidayatullah.com– Penceramah yang juga Pendiri Pondok Pesantren Daarul Qur’an (Daqu) Yusuf Mansur menyatakan, ia lebih suka tidak dimasukkan dalam daftar 200 muballigh rekomendasi Kementerian Agama.
Yusuf memang termasuk dalam daftar muballigh tersebut.
“Saya lebih senang dan lebih tenteram, tidak ada di daftar nama (tersebut). Bukan karena enggak suka dan tidak berterima kasih. Tapi lebih karena saya, masih santri, masih belajar, dan begitu banyak salah dan ketidakmampuannya. Malu rasanya sama senior-senior yang justru enggak masuk,” ungkap Yusuf lewat akun Instagram pribadinya kemarin.
Ia mengaku berdoa dan berharap tidak ada kegaduhan sebab daftar nama yang dirilis Kemenag pada Jumat (18/05/2018) lalu itu.
Baca: MUI: Rekomendasi Kemenag soal 200 Muballigh Tak Harus Diikuti
“Enggak kepengen juga saya, dan kayaknya kawan-kawan semua yang ada di daftar itu, kemudian menjadi terbelah, menjadi berseberangan, dengan beliau-beliau yang lebih arif, lebih bijak, lebih ‘aalim, lebih shaleh. Akhirnya merugikan dakwah yang lapangannya semakin menantang dan perlu kerja sama semua pihak,” ungkapnya.
Ia berharap, dikeluarkannya daftar 200 muballigh oleh Kemenag tersebut malah menimbulkan penolakan terhadap muballigh selain itu oleh masyarakat.
“Dan kepada seluruh masyarakat di bawah, semoga juga tetap tenang. Tidak memandang ini sebagai sebuah masalah. Jangan sampai ada penolakan terhadap yang tidak direkomendasi juga. Mengingat Indonesia raya begitu luas. Dari Sabang sampe Merauke, Aceh sampai Papua. Mana bisa hanya ditangani oleh 200 nama yang direkomendasi,” tuturnya.
Baca: Ketum PP Muhammadiyah Kritik ‘200 Muballigh Rekomendasi Kemenag’
“Kepada Allah, kita semua berserah diri dan berdoa. Semoga setelahnya, enggak ada masalah dan urusan yang macem-macem yang nambah PR kita semua,” pungkasnya lewat @yusufmansurnew.
Sebelumnya, anggota Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, Fahmi Salim, menyatakan menolak namanya dimasukkan dalam daftar “200 Penceramah” versi Kemenag itu.
Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (Waketum MUI) Zainut Tauhid Sa’adi menyatakan, rekomendasi Kemenag itu bukanlah suatu keharusan.
Baca: Fahmi Salim Minta Namanya Dicabut dari 200 Muballigh Rekomendasi Kemenag
Sementara Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Dr Haedar Nashir, yang juga masuk dalam daftar itu, menyampaikan kritiknya terhadap rilis “200 muballigh” itu. Nama-nama penceramah Islam Indonesia yang direkomendasi Kemenag tersebut menimbulkan pertanyaan di benak Haedar.
“Mengapa dua ratus? Mengapa yang lain tidak masuk?” tanyanya saat menjadi pembicara kunci pada Kajian Ramadhan 1439 H Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur di Dome Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Sabtu (19/05/2018).
Baca: Ketum PP Muhammadiyah Kritik ‘200 Muballigh Rekomendasi Kemenag’
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, daftar nama 200 muballigh itu merupakan rilis awal yang dihimpun dari masukan tokoh agama, ormas keagamaan, dan tokoh masyarakat.
Jumlah daftar ini tentu akan terus bertambah seiring masukan dari berbagai pihak. Selengkapnya, Daftar 200 Nama Muballigh Pilihan Kementerian Agama di tautan berikut: https://kemenag.go.id/home/artikel/43092/daftar-nama-muballigh-pencaramah-islam-indonesia.*