Hidayatulllah.com– Indikator keberkahan yang didapat dari negeri yang beriman dan bertakwa adalah dengan hadirnya pemimpin yang bertakwa di negeri tersebut.
Hal tersebut dikatakan Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid (HNW) saat menjadi khatib Idul Fitri 1439 H di Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (15/06/2018).
“Dengan adanya pemimpin yang bertakwa, yang bekerja secara profesional dan bertanggung jawab, dari dirinyalah berkah yang melimpah itu akan hadir. Karena seluruh potensi jiwa, raga, dan pikirannya adalah untuk memberikan maslahat dan mensejahterakan umat dan rakyatnya,” terangnya dirilis PKS.
Dengan takwanya, lanjut Hidayat, segala potensi dan sumber daya yang diamanahkan padanya akan dimaksimalkan untuk kemajuan bangsa dan negaranya. Dengan takwanya segala maksiat, mafsadat, dan hal-hal yang membahayakan bangsa akan dihilangkan.
“Melalui pemimpin seperti inilah Allah Subhanahu Wata’la akan melimpahkan berkah dari langit dan bumi. Karena dengan takwanya, ia mampu mengelola negara dengan baik,” ujar Hidayat.
Wakil Ketua MPR itu mencontohkan saat dulu Sunda Kelapa masih dikuasai oleh Portugis, rakyat Sunda Kelapa dijajah dan ditindas oleh penjajah Portugis.
Hingga pada tahun 1527 M, Allah Subhanahu Wata’la menghadirkan seorang mujahid, pejuang, ulama, dai, yang bernama Fatahillah atau Falatehan atau Sunan Gunung Jati, yang juga merupakan salah satu Wali Songo, untuk memimpin perjuangan membebaskan Sunda Kelapa.
Hingga akhirnya Sunda Kelapa dapat dibebaskan dari Portugis pada tanggal 22 Juni 1527 M. bertepatan dengan 22 Ramadhan 933 H. Lalu kemudian Sunda Kelapa diubah oleh Fatahillah menjadi Jayakarta atau sekarang Jakarta, yang mengiyaratkan bahwa di Jakarta ketika itu sudah dikuasai oleh orang Indonesia, Jakarta dibersihkan dari kemaksiatan dan kerusakan yang dibawa oleh penjajah Portugis.
“Boleh jadi, menjadi isyarat bahwa Jakarta telah menjadi kota yang Islami, merujuk pada peristiwa Fathu Mekkah yang merupakan ‘Fathan Mubina’ dalam sejarah Islam, sebuah pembebasan besar-besaran yang dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam di Mekkah dan pembebasan besar-besaran juga dilakukan oleh Fatahillah di Jakarta,” ungkapnya.
Selain itu, lanjut Hidayat, ini juga merupakan isyarat bahwa di Jakarta ketika itu telah diteguhkan agama tauhid dan dihilangkan segala bentuk kesyirikan sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah SAW di Makkah ketika itu.*